Peneliti Sebut Penyintas Covid-19 Bisa Derita Gangguan Depresi hingga Demensia

- Jumat, 9 April 2021 | 17:38 WIB
Ilustrasi depresi. (Pexels/Nathan Cowley)
Ilustrasi depresi. (Pexels/Nathan Cowley)

Sebuah penelitian menyebut satu dari tiga penyintas Covid-19 didiagnosis dengan gangguan otak atau kejiwaan dalam waktu enam bulan. Ini menunjukkan bahwa pandemi dapat menyebabkan masalah mental dan neurologis menurut para ilmuwan.

Penelitian ini melibatkan 230.000 pasien Covid-19 di Amerika Serikat. Para peneliti mengatakan tidak jelas bagaimana virus tersebut dikaitkan dengan kondisi kejiwaan seperti kecemasan dan depresi. Namun ini adalah diagnosis paling umum di antara 14 gangguan yang mereka lihat.

Sementara kasus lainnya menunjukkan bahwa penyintas Covid-19 berisiko terkena stroke, demensia, dan gangguan neurologis lainnya meski lebih jarang. Namun masih signifikan, terutama pada mereka yang terkena Covid-19 parah.

"Meskipun risiko individu untuk sebagian besar gangguan kecil, efeknya di seluruh populasi mungkin besar," kata Paul Harrison, seorang profesor psikiatri di Universitas Oxford yang ikut memimpin penelitian tersebut dikutip dari Reuters, Jumat (9/4/2021).

Pakar kesehatan disebut semakin prihatin dengan bukti risiko gangguan otak dan kesehatan mental yang lebih tinggi di antara para penyintas Covid-19. Studi sebelumnya yang dilakukan oleh peneliti yang sama pada tahun lalu menemukan bahwa 20 persen penyintas Covid-19 didiagnosis dengan gangguan kejiwaan dalam waktu tiga bulan.

Temuan baru yang diterbitkan dalam jurnal Lancet Psychiatry menganalisis catatan kesehatan 236.379 pasien Covid-19, sebagian besar di AS, menemukan bahwa 34 persen telah didiagnosis dengan penyakit neurologis atau psikiatri dalam waktu enam bulan.

BACA JUGA: Pandemi Covid-19 Sebabkan Disfungsi Ereksi? Ini Penjelasannya

Sementara gangguan kecemasan memengaruhi 17 persen penyintas Covid-19, dan gangguan mood sebanyak 14 persen. Di antara pasien yang mendapat perawatan intensif dengan Covid-19 parah, 7 persen mengalami stroke dalam enam bulan, dan hampir 2 persen didiagnosis dengan demensia.

"Ini adalah makalah yang sangat penting. Ini menegaskan tanpa keraguan bahwa Covid-19 memengaruhi otak dan pikiran dalam ukuran yang sama," kata ketua psikiatri di King's College London, Simon Wessely.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Terkini

X