Di antara ketiga makronutrien, yakni protein, karbohidrat, dan lemak. Karbohidrat dan lemak tidak memiliki reputasi yang baik untuk menurunkan berat badan.
Meski keduanya berkaitan dengan penambahan berat badan, tapi tubuh juga membutuhkan asupan tersebut. Jadi menghilangkan kandungan tersebut sepenuhnya bukanlah ide yang tepat.
Rendah karbohidrat dan rendah lemak adalah dua tren diet umum yang menjanjikan penurunan berat badan dengan cepat dan efektif.
Tapi manakah yang lebih baik untuk menurunkan berat badan?
Untuk mengetahui perbedaan dan efektivitas dari dua tren diet tersebut, para peneliti melacak sekitar 600 orang dewasa yang mengikuti diet rendah lemak atau rendah karbohidrat selama setahun.
Kedua tren diet tersebut mendorong hasil penurunan berat badan yang serupa. Tapi, mereka tidak dapat dengan jelas menunjukkan cara beberapa orang dapat menurunkan berat badan lebih banyak daripada yang lain.
Dilansir dari Times of India, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Stanford di California, partisipan berusia antara 18 dan 50 tahun. Di antaranya, 6 dari 10 relawan adalah wanita.
Para partisipan hanya diminta untuk membatasi asupan lemak dan karbohidrat dan menghindari penghitungan kalori. Mereka juga tidak diperbolehkan memiliki makanan yang tidak sehat.
Hasilnya, ditemukan bahwa eksperimen itu bermanfaat bagi sebagian orang, sementara bagi yang lain tidak begitu efektif. Beberapa orang kehilangan 25 kilogram, sementara yang lain bertambah 10 kilogram.
Penelitian menyimpulkan bahwa penurunan berat badan tidak hanya bergantung pada jenis diet yang diikuti, tetapi juga pada faktor lain seperti gen.
Itu artinya tidak ada yang lebih baik atau lebih buruk, saat kamu konsumsi makanan sehat dan berolahraga, melakukan kedua diet tersebut akan mendapatkan hasil yang sempurna.
