Mengenal Happy Hypoxia, Gejala Berbahaya yang Tak Hanya Ditemukan pada Pasien Covid-19

- Senin, 7 September 2020 | 13:00 WIB
Ilustrasi pasien yang mengalami happy hypoxia. (freepik/mdjaff)
Ilustrasi pasien yang mengalami happy hypoxia. (freepik/mdjaff)

Happy hypoxia atau silent hypoxemia yang dialami oleh pasien virus corona atau Covid-19 bisa beriso fatal. Hal ini karena kondisi oksigen dalam darah mengalami penurunan tanpa diikuti oleh rangsangan sampai ke otak, sehingga gejala ini tidak disadari oleh pasiennya.

Penyakit ini sangat sulit untuk terdeteksi karena tidak ada gejala yang ditunjukan oleh pasien happy hypoxia. Namun sebenarnya paru-paru pasien sudah rusak dan pasien akan mengalami sesak napas hebat mendadak yang sangat membahayakan.

Dikutip dari buku Clinical Procedurs for Safer Patient Care, hypoxia diawali dengan rasa kecemasan, kebingungan dan kegelisahan yang dapat berkembang jadi hipotensi jika tidak ditangani segera.

Tanda terburuk happy hypoxia adalah perubahan warna kebiruan pada kulit dan selaput lendir akibat penutunan hemoglobin yang menyebabkan sianosis, tanda ini muncul saat hypoxia kian memburuk.

Namun ternyata, menurut jurnal The pathophysiology of 'happy' hypoxemia in Covid-19, happy hypoxemia tidak hanya ditemukan pada pasien Covid-19. Gejala ini juga dapat terjadi pada pasien dengan atelektasis.

Atelektasis adalah penyakit paru-paru dimana alveolus tidak terisi oleh udara. Pasien atelaktasis mengalami gangguan di dalam paru-paru yang membuat kerja paru sangat lemah dan berpotensi kekurangan oksigen.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Terkini

X