Studi terbaru menunjukkan bahwa terlalu sering menonton televisi di usia 40-an, 50-an, hingga 60-an berisiko mengalami masalah kesehatan otak di tahun-tahun berikutnya.
Hasil tersebut diketahui dari tiga studi baru di American Heart Association’s Epidemiology, Prevention, Lifestyle and Cardiometabolic Health Conference 2021 pekan lalu.
Dilansir dari Healthline, studi menggunakan menonton televisi sebagai ukuran perilaku menetap, yaitu waktu yang dihabiskan untuk duduk. Kemudian kesehatan otak diukur dengan menjawab pertanyaan tentang kebiasaan menonton mereka, menyelesaikan tes kognitif, dan menjalani pemindaian MRI otak.
Menonton televisi diukur dengan seberapa banyak konten yang ditonton selama waktu senggang: tingkat menonton televisi rendah (tidak pernah atau jarang); sedang (kadang-kadang); dan tinggi (sering/sangat sering).
Kemudian temuan para peneliti menunjukkan bahwa orang yang menonton televisi dalam jumlah sedang atau berlebihan (tinggi) mengalami penurunan kognitif yang lebih besar dan mengurangi materi abu-abu di otak mereka di kemudian hari.
Materi abu-abu terlihat dalam pengambilan keputusan, pendengaran dan penglihatan, dan kontrol otot.
Para peneliti juga menemukan bahwa dampak positif dari aktivitas fisik tidak cukup untuk melawan dampak negatif dari menonton televisi.
BACA JUGA: Faktor Utama Penyebab Serangan Jantung di Usia Muda
Dari data studi, mereka menghitung bahwa setiap peningkatan satu jam dalam waktu menonton televisi rata-rata harian seseorang terkait dengan pengurangan 0,5 persen dalam volume materi abu-abu.
Selain menurunnya fungsi otak, penelitian juga menghubungkan tidak bergerak aktif dan terlalu banyak duduk berisiko menimbulkan penyakit jantung, diabetes tipe 2, kanker usus besar dan paru-paru, dan kematian dini yang lebih tinggi.
