Dikeluhkan Masyarakat, Mengapa Harga Obat di Indonesia Lebih Mahal?

- Jumat, 17 Maret 2023 | 12:25 WIB
Ilustrasi jastip obat dari luar negeri (Freepik)
Ilustrasi jastip obat dari luar negeri (Freepik)

Belakangan tren jasa titip atau jastip obat menjadi perbincangan publik. Banyak masyarakat yang memilih jastip, karena harga di luar negeri lebih murah dibandingkan di Indonesia.

Kondisi tersebut tidak disangkal oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, memang terlihat ada perbedaan harga mencapai tiga hingga empat kali lipat, dibandingkan negara tetangga. Dia menegaskan, permasalahan obat mahal bukan karena pajak.

"Kalau beda pajak, kan bedanya persen dong, 20 persen, 30 persen, kalau di sana seribu di sini 4 ribu? Itu kali kan, bukan persen. Empat kali, tiga kali, itu nggak mungkin persoalan pajak, aku kan perbankan, ngerti, kalau pajak tuh bedanya 30 persen 40 persen, kalau bedanya 400 persen, 500 persen, itu pasti bukan pajak," tegas Menkes dalam Public Hearing RUU Kesehatan, ditulis Jumat (17/3/2023).

Baca juga: Soal Tren 'Jastip' Obat dari Luar Negeri, Kemenkes Ingatkan Bahayanya

Menkes Budi meyakini, persoalan harga obat mahal di Indonesia adalah imbas dari biaya penjualan dan pemasaran.

"Bukan pajak, sales and marketing expenses, aku bisa lebih dalem lagi ngejar, cuma kan pada nggak enak nanti orang farmasi nggak enak, dokter nggak enak," lanjut dia.

-
Ilustrasi jastip obat dari luar negeri (Freepik)

Dalam kesempatan terpisah, Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes), dr Dante Saksono Harbuwono mengakui, ketergantungan impor atas obat-obatan paten membuat harga obat di Indonesia menjadi lebih mahal dibandingkan di Malaysia ataupun Singapura. Bahkan, sebanyak 90 persen bahan baku obat didapat dari impor.

Baca juga: Marak Tren Jastip Obat dari Luar Negeri, Kemenkes Minta Transparan soal Harga

"Begitu masuk obat paten, begitu masuk obat impor, harganya lebih mahal dibanding dengan di Malaysia dan Singapura," kata Dante saat menghadiri acara di kawasan Jakarta Selatan, ditulis Jumat (17/3/2023).

"Beberapa hal di antaranya adalah karena 90 persen bahan baku obat kita masih impor dari luar negeri," imbuh Dante.

Tidak hanya bahan baku, Indonesia juga ternyata masih bergantung pada alat-alat kesehatan yang diperoleh secara impor. Minimnya kemandirian dalam negeri dalam bidang kesehatan, terlihat ketika pandemi COVID-19 terjadi.

Oleh sebab itu kata dr Dante, permasalahan tersebut perlu segera diperbaiki. Pemerintah bekerjasama dengan beberapa pihak perlu mencari alternatif dalam penyelesaian masalah.

"Harga obat kita beberapa waktu yang lalu disinyalir lebih mahal, sebanyak 88 persen alkes masih dari luar negeri, maka kita butuh alternatif. Masalahnya harus kita selesaikan," ucapnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

10 Dampak Negatif Polusi Udara Terhadap Kesehatan

Selasa, 26 Maret 2024 | 06:20 WIB
X