Mengenal Ganja Medis, Digunakan untuk Pengobatan dan Bukan Rekreasi

- Kamis, 7 Juli 2022 | 15:27 WIB
Ilustrasi minyak ganja sebagai pengobatan (freepik.com)
Ilustrasi minyak ganja sebagai pengobatan (freepik.com)

Baru-baru ini, seorang ibu dengan anak penderita cerebral palsy viral di sosial media karena aksinya yang mendesak Pemerintah untuk melegalkan ganja medis. Desakan itu diminta oleh sang Ibu bukan tanpa alasan, Ia berpendapat bahwa ganja medis dapat meringankan kondisi penyakit anaknya. 

Akan tetapi, karena penggunaannya yang sering disalahgunakan untuk kebutuhan rekreasi diri selama puluhan hingga rautsan tahun, maka ini membuat ganja medis sulit untuk dilegalkan di Indonesia. 

Lantas, apa itu ganja medis sebenarnya? Dan apakah bisa digunakan untuk meringankan kondisi penyakit cerebral palsy? Berikut ini ulasan lengkapnya.

Apa Itu Ganja Medis? 

-
Ilustrasi ganja medis untuk pengobatan (freepik.com)

Ganja medis adalah tanaman ganja yang dijadikan obat untuk terapi medis. Namun, jangan salah, ganja medis bukan berarti berbeda dengan tanaman ganja yang biasanya. Semua jenis ganja itu sama. Hanya saja, komponen tertentu dari tanaman ganja diolah menjadi ganja medis. 

Di Indonesia, penggunaan ganja ini masih dilarang, meskipun di beberapa daerah sempat menjadikan ganja sebagai pengobatan tradisional. Di negara lain yang melegalisasi ganja, seperti Inggris, Amerika, dan Thailand, membuat ganja sebagai obat herbal. 

Kandungan Ganja Medis 

-
Ilustrasi kandungan ganja medis, CBD, yang dapat menjadi anti kejang (freepik.com)

Ganja mengandung lebih dari 100 bahan kimia yang memiliki efek berbeda-beda pada tubuh.

Dilansir dari laman resmi Universitas Gadjah Mada, Prof. Apt. Zullies Ikawati, Ph.D. selaku Pakar Farmakologi dan Farmasi Klinik UGM menjelaskan bahwa ganja bisa digunakan untuk terapi atau obat karena di dalamnya mengandung beberapa komponen fitokimia yang aktif secara farmakologi.

Ganja mengandung senyawa cannabinoid yang di dalamnya terdiri dari berbagai senyawa lainnya, utamanya adalah senyawa tetrahydrocannabinol (THC) dengan sifat psikoaktif. Senyawa ini yang membuat ketergantungan dan memiliki efek bagi psikis dan mental. 

Senyawa lainnya adalah cannabidiol (CBD). Senyawa ini tidak bersifat psikoaktif dan memiliki efek anti kejang. Food and Drug Administration (FDA) di Amerika menyetujui CBD sebagai obat, seperti epidiolex yang mengandung 100 mg/mL CBD dalam bentuk sirup yang dapat mengobati gangguan kejang. 

"Obat yang berasal dari ganja seperti Epidiolex bisa menjadi legal ketika didaftarkan ke badan otoritas obat seperti BPOM dan disetujui untuk dapat digunakan sebagai terapi." kata Zullies.

Sebagai informasi, mayoritas produk ganja medis memiliki konsentrasi THC yang sangat rendah, sehingga tidak membuat seseorang menjadi 'tinggi' dan ber-euforia. Umumnya, konsentrasi CBD lah yang lebih tinggi, sehingga kejang-kejang dapat terobati.

Manfaat Ganja Medis 

-
Ilustrasi manfaat ganja medis untuk pengobatan (freepik.com)

Dilansir dari hellosehat, disebutkan bahwa penggunaan ganja medis pada beberapa negara, umumnya hanya untuk mengontrol rasa sakit dan bukan untuk mengatasi rasa sakit yang parah, seperti nyeri pasca operasi atau patah tulang. 

Ketika ganja digunakan secara terkontrol, maka tidak akan menyebabkan overdosis atau membuat ketagihan. Obat ini juga bisa menggantikan obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID). 

Adapun sejumlah manfaat yang bisa didapatkan dengan menggunakan ganja medis., diantaranya mencegah glukoma, meningkatkan kapasitas paru, mencegah kejang karena epilepsi, sebagai terapi paliatif penderita kanker, dan mengurangi nyeri kronis seperti penyakit sarah atau sindrom tertentu. 

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

10 Dampak Negatif Polusi Udara Terhadap Kesehatan

Selasa, 26 Maret 2024 | 06:20 WIB
X