Mengenal Ciri-ciri Anak Autis Sejak Kecil dan Cara Menghadapinya

- Kamis, 17 September 2020 | 17:59 WIB
Ilustrasi cara menghadapi anak autis (disabilityscoop.com)
Ilustrasi cara menghadapi anak autis (disabilityscoop.com)

Kelainan autisme pada anak merupakan kondisi gangguan neurobehavioral (syaraf dan perilaku) yang serius dan kompleks.

Seorang anak yang didiagnosa autis sejak kecil akan memandang, mendengarkan, dan berinteraksi dengan cara berbeda dibandingkan anak-anak lain seusianya.

Umumnya, ciri-ciri anak autis ditandai dengan masalah dalam berinteraksi, komunikasi non verbal, komunikasi verbal, keterampilan sosial, dan sistem motorik.

Untuk diketahui, autisme bukanlah penyakit kejiwaan, melainkan gangguan yang terjadi pada otak, sehingga menyebabkan otak tersebut tidak dapat berfungsi selayaknya otak normal.

Ciri-ciri Anak Autis

-
Ilustrasi anak laki-laki mengalami austime (indianexpress.com)

Pada umumnya, ciri-ciri anak autis bisa terlihat mulai dari usia 30 bulan sejak kelahiran hingga maksimal tiga tahun.

Gejala anak autis yang dimaksud di antaranya anak enggan berinteraksi, keterlambatan berbicara, dan tidak menunjukkan gestur layaknya bayi normal seperti tertawa, melambaikan tangan, atau mengedipkan mata ketika diminta.

Untuk para orang tua, ciri-ciri anak autis atau tidak sebenarnya sudah dapat dideteksi sejak dini. Caranya, dengan melihat tanda-tanda autisme pada anak terutama di lima tahun pertama kehidupannya, antara lain:

  • Cenderung tidak memiliki ketertarikan dengan anak-anak lain. Lebih senang menyendiri atau menarik diri dari pergaulan.
  • Tidak menunjukkan hal-hal yang disukainya.
  • Kerap menghindari atau hanya sedikit melakukan kontak mata. Ia tidak mau menatap mata orang lain lebih dari 1-2 detik.
  • Mengalami hambatan dalam berbahasa. Ia lebih sering menggunakan bahasa tubuh dan isyarat.
  • Seringkali tertawa atau cekikikan tidak pada tempatnya.
  • Cenderung tidak mau meniru ucapan, ekspresi wajah, atau pun gerak-gerik orang lain.
  • Bersikap cuek, bahkan tidak memberi reaksi ketika namanya dipanggil.
  • Tidak mau melihat benda yang ditunjuk orang lain. Ia tidak akan mau mengikuti arahan.
  • Bermain dengan cara tidak lazim, cenderung suka menyusun/menumpuk mainan atau benda.
  • Bisa menjadi aktif sekali atau justru tidak aktif sama sekali secara tiba-tiba.
  • Tertarik dengan hal-hal yang sudah dikenali dengan baik secara fisik. Ia tidak mau menerima perubahan.
  • Tidak takut pada bahaya yang mengintainya.
  • Belum mulai mengoceh pada usia 1 tahun.
  • Suka mengulang kata-kata dan melakukan gerakan tertentu seperti mengayun-ayunkan tubuh.
  • Dalam beberapa kasus, anak-anak autisme biasanya memiliki pilihan rasa tertentu pada makanan yang menjadi kesukaannya.
     

Cara Menghadapi Anak Autis Bagi Para Orang Tua

Tidak mudah menjadi orang tua dari anak yang hidup dengan kelainan autisme. Terlebih, orang tua harus menerima kenyataan bahwa sang buah hati mengalami autisme sejak kecil.

Meski tidak mudah, jika dibarengi dengan pengobatan terapi autisme pada anak, orang tua dan anak dengan autisme dapat sama-sama hidup lebih baik.

Dengan tetap menjaga semangat, para orang tua perlu belajar cara menghadapi anak autis yang cenderung berperilaku berbeda dari anak normal lainnya.

Dihimpun dari berbagai sumber, ini beberapa langkah yang dapat dilakukan orang tua untuk menghadapi anak dengan kelainan autisme:

1. Tidak Dijadikan Olokan

-
Ilustrasi cara menghadapi anak autis (disabilityscoop.com)

Selama ini, banyak orang berpendapat bahwa autisme adalah penyakit kejiwaan dan kerap mendapat stigma negatif dari masyarakat.

Karena stigma negatif itu pula, anak-anak dengan autisme seringkali jadi sasaran bully dan olokan.

Padahal, tidak selamanya anak autis memberi dampak buruk. Ada banyak sekali anak autis yang berhasil menjalani hidup sebagaimana orang normal.

Halaman:

Editor: Administrator

Terkini

Hindari 4 Makanan ini Saat Kamu Anemia!

Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB
X