Tips Mencegah Dehidrasi saat Anak Diare

- Kamis, 27 Februari 2020 | 18:00 WIB
Ilustrasi anak sakit. (Unsplash/National Cancer Institute)
Ilustrasi anak sakit. (Unsplash/National Cancer Institute)

Diare merupakan salah satu gangguan pencernaan yang umum terjadi pada anak. Seorang anak dikatakan diare, apabila frekuensi buang air besar (BAB) lebih dari tiga kali sehari dengan konsistensi tinja cair. Ada beberapa penyebab diare pada anak.

"Diare sering disebabkan oleh rotavirus angkanya sampai 50-60%. Alergi dan kekebalan tubuh yang menurun juga bisa  menyebabkan diare," ujar konsultan gastroenterologi hepatologi anak, dr Frieda Handayani K., Sp. A (K) dalam diskusi media "Mengenal dan Mengatasi Gangguan Saluran Cerna Anak Usia Sekolah" yang diselenggarakan oleh RS Pondok Indah Group, Kamis (27/2/2020), di Jakarta.

Meskipun diare merupakan penyakit yang umum pada anak, menurut dokter yang berpraktek di RS Pondok Indah-Bintaro Jaya ini, orangtua tetap perlu waspada. Jangan sampai anak yang diare sampai terkena dehidrasi. Sebab dampak yang terjadi bisa semakin parah.

-
dr Frieda Handayani K., Sp. A (K) berikan penjelasan terkait gangguan saluran cerna pada anak. (INDOZONE/Maria Adeline Tiara Putri)

Ada cara sederhana yang bisa dilakukan orangtua untuk mengenali anaknya dehidrasi atau tidak ketika diare.

"Kulitnya dicubit sedikit, kalau keriput lalu kulit kering adalah ciri-ciri dehidrasi. Kalau sudah dehidrasi sedang dan berat harus dibawa ke rumah sakit," kata dr Frieda.

Tanda-tanda dehidrasi ringan pada anak adalah gelisah, rewel, mata cekung, mulut kering, dan tampak kehausan. Sedangkan untuk tanda dehidrasi berat adalah kesadaran menurun, mata sangat cekung, mulut sangat kering, dan tidak bisa minum. Untuk mencegah anak dehidrasi ketika diare, dr Frieda memberikan beberapa tips.

"Anak diare itu harus dikasi makan, 2 jam sekali juga dikasih. Tapi dipilih makannya yang sehat, jangan yang berminyak, bersantan, dan lain-lain. Selain itu, 10 hari juga bisa dikasih makanan yang mengandung zinc untuk memperkuat saluran cerna, supaya enggak ada diare lagi sampai 3 bulan mendatang," kata dr Frieda.

Apabila anak masih minum ASI, ibu juga harus memerhatikan asupan makanannya karena turut berpengaruh. Sedangkan untuk yang sudah tidak minum ASI, anak harus terus diberi air putih agar kebutuhannya tercukupi. Terkait pemberian antibiotik saat anak diare, ada kriteria tertentu.

"Antibiotik hanya diberi saat terbukti ada bakteri melalui pemeriksaan darah. Penggunaan antibiotik juga tak boleh sembarangan. Anak juga bisa diberi oralit saat diare," pungkas dr Frieda.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

10 Dampak Negatif Polusi Udara Terhadap Kesehatan

Selasa, 26 Maret 2024 | 06:20 WIB
X