Risiko Kematian Akibat Virus Corona Lebih Besar Jika Kekurangan Vitamin D

- Senin, 4 Mei 2020 | 10:45 WIB
Petugas pemakaman membawa peti jenazah pasien Covid-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Jumat (24/4/2020). (INDOZONE/Arya Manggala)
Petugas pemakaman membawa peti jenazah pasien Covid-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Jumat (24/4/2020). (INDOZONE/Arya Manggala)

Sejak merebaknya wabah virus corona atau Covid-19, semakin banyak orang yang meluangkan waktu untuk berjemur di bawah sinar matahari. Seperti yang diketahui, sinar matahari yang mengenai kulit dapat merangsang pembentukan vitamin D3 atau previtamin D yang dibutuhkan tubuh. 

Vitamin D yang larut dalam lemak memiliki sejumlah manfaat. Vitamin ini berdampak pada tulang yang sehat dan mendukung fungsi sistem kekebalan tubuh. Tubuh menghasilkan vitamin D secara alami ketika terkena paparan sinar matahari secara langsung. Tetapi vitamin D juga dapat diperoleh dari makanan seperti ikan berlemak, kuning telur, jamur dan keju.

-
Ilustrasi berjemur. (Freepik/Freepic.diller)

Suatu penelitian baru-baru ini mengungkapkan bahwa vitamin D berdampak besar terhadap virus corona. Penelitian yang dilakukan oleh Queen Elizabeth Hospital Foundation Trust dan University of East Anglia di Inggris menemukan, orang yang kadar vitamin D rendah lebih mungkin meninggal akibat Covid-19. 

Para peneliti membandingkan kadar vitamin D rata-rata dari 20 negara Eropa dengan tingkat kematian Covid-19. Peneliti menemukan hubungan yang signifikan antara kadar vitamin D dengan jumlah kematian yang disebabkan oleh infeksi SARS-CoV2. Kesimpulannya adalah negara-negara yang kekurangan sinar matahari termasuk yang paling berisiko untuk angka kematian tinggi.

-
Petugas pemakaman membawa peti jenazah pasien Covid-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Jumat (24/4/2020). (INDOZONE/Arya Manggala)

Temuan ini tak jauh berbeda dari hasil penelitian sebelumnya yang mengatakan kadar vitamin D yang cukup dalam tubuh dapat mengurangi risiko infeksi pernapasan. Sedangkan Covid-19 merupakan penyakit yang menyerang saluran pernapasan.

“Kami percaya bahwa hasil penelitian dapat menyarankan konsumsi suplemen vitamin D untuk melindungi dari infeksi SARS-CoV2,” tulis para peneliti seperti yang dikutip dari New York Post, Senin (4/5/2020).

Sementara itu, suatu penelitian lain dari Trinity College Dublin di awal bulan ini menemukan bahwa vitamin D memainkan peran penting dalam mencegah infeksi pernapasan dan meningkatkan respons sistem kekebalan.

Para peneliti menuliskan vitamin D mengurangi risiko infeksi dada hingga 50% pada orang yang mengonsumsi suplemen. Lalu studi terbaru menemukan orang tua di Swiss, Italia, dan Spanyol adalah yang paling berisiko mengalami kekurangan vitamin D.

“Kelompok populasi Covid-19 yang paling rentan juga merupakan kelompok yang paling kekurangan vitamin D,” tulis penelitian.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Terkini

10 Dampak Negatif Polusi Udara Terhadap Kesehatan

Selasa, 26 Maret 2024 | 06:20 WIB
X