Ada efek jangka pendek yang ditimbulkan dari kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol, termasuk perasaan euforia ringan dan keadaan relaksasi.
Hal itu muncul akibat perubahan sementara pada pensinyalan otak, kata psikiater asal Spanyol sekaligus direktur The Balance Luxury Rehab Sarah Boss.
"Alkohol dapat mengganggu neurotransmiter, yaitu bahan kimia yang membantu menyampaikan pesan antar neuron di otak, yang menyebabkan perubahan suasana hati, perilaku, dan pemikiran," kata dia seperti disiarkan Live Science.
Baca juga: Pasal 424 KUHP Soal Alkohol Disebut Berdampak ke Turis, Ini Respon Menparekraf
Menurut American Addiction Centers, efek jangka pendek konsumsi alkohol seperti, kemerahan pada kulit dan kesulitan berkonsentrasi hingga gejala yang lebih parah, seperti muntah dan pingsan.
Efek lain penggunaan alkohol jangka pendek termasuk kehilangan koordinasi, perubahan suasana hati, tekanan darah tinggi, penglihatan tumpul, dan penurunan hambatan.
Setelah itu, akan muncul efek penarikan alkohol yang biasa disebut sebagai hangover atau gejala tidak menyenangkan setelah konsumsi alkohol berlebihan.
Dokter di ASDA, Inggris, Dr Kathryn Basford mengatakan, gejala kondisi ini biasanya dimulai dalam beberapa jam setelah minuman terakhir seseorang dan cenderung bervariasi dari orang ke orang.
Baca juga: Angka Diabetes Tinggi, Masyarakat Diimbau Jauhi Rokok hingga Alkohol
Kathryn mengatakan, alkohol menghambat produksi vasopresin tubuh, hormon yang memberi tahu tubuh untuk menahan air di ginjal. Tanpa ini, air langsung masuk ke kandung kemih dan membuat tubuh dehidrasi.
"Sakit kepala adalah reaksi otak terhadap kehilangan cairan ini, sedangkan mual dan kekurangan energi adalah respons tubuh terhadap kadar gula darah yang rendah dan hilangnya mineral dan elektrolit yang membantu tubuh berfungsi dengan baik," ungkap Kathryn.
Semakin banyak seseorang minum, maka semakin besar kemungkinan dia akan mengalami efek ini, dan akan semakin lama pula waktu yang dibutuhkan untuk pulih.
Gejala hangover cenderung hilang dalam kurun waktu 24 jam, setelah minuman terakhir seseorang dan cenderung tidak menimbulkan masalah kesehatan yang bertahan lama.
