Mengenal Bahaya Infeksi Virus Ebola

- Jumat, 4 Oktober 2019 | 16:04 WIB
Ilustrasi seorang petugas kesehatan membersihkan ambulans yang dipakai untuk mengangkut pasien ebola di Goma, Kongo. (VOA)
Ilustrasi seorang petugas kesehatan membersihkan ambulans yang dipakai untuk mengangkut pasien ebola di Goma, Kongo. (VOA)

Ebola merupakan penyakit mematikan yang disebabkan oleh virus. Virus ebola menyerang sistem imun dan organ lainnya, terutama sel pembeku darah.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 1.600 orang di Guinea, Liberia, dan Sierra Leone telah terinfeksi virus ebola. Ini merupakan wabah terbesar sepanjang sejarah. Lebih dari setengahnya telah meninggal. 

Ebola lebih sulit didiagnosis karena tanda dan gejala awalnya terkadang menyerupai malaria atau tifoid. Dokter akan mendiagnosis Ebola dengan melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang di laboratorium untuk mengidentifikasi virus.

Ebola berasal dari kelompok virus Filoviridae atau Filovirus yang menyebabkan demam berdarah atau pendarahan hebat di dalam dan luar tubuh, disertai demam tinggi.

Virus ebola diduga berasal dari kelelawar buah di Afrika yang membawa virus zoonotic. Virus tersebut bisa ditularkan dari hewan ke manusia, maupun antarmanusia melalui kontak langsung terhadap cairan tubuh atau jarum yang sudah terkontaminasi. 
Beberapa gejala infeksi virus Ebola antara lain:

  • Muntah
  • Diare
  • Sakit perut
  • Demam
  • Sakit kepala yang berat
  • Nyeri otot
  • Pendarahan yang tidak jelas atau memar
  • Kelemahan atau kelelahan

Gejala akan muncul antara 2-21 hari setelah kontak dengan virus, dan rata-rata terjadi pada hari ke-8 hingga ke-10.

Jika seseorang menunjukkan tanda-tanda awal dari infeksi virus ebola, maka orang tersebut harus segera dikarantina. Pemeriksaan darah akan dilakukan untuk mengonfirmasi adanya infeksi dari virus ebola. 

Virus ebola dapat terdeteksi di dalam darah setelah gejala muncul, terutama yang berupa demam. Pemeriksaan membutuhkan 3 hari untuk mendeteksi virus ebola.

Pemulihan dari penyakit virus ebola tergantung pada perawatan suportif dan sistem kekebalan tubuh penderita. Seseorang yang sudah sembuh atau pulih, akan memiliki antibodi yang dapat bertahan sampai dengan 10 tahun, bahkan lebih. 

Meski demikian, kekebalan seumur hidup terhadap virus ini belum dapat dipastikan. Beberapa orang yang selamat dari penyakit ini dapat mengalami komplikasi jangka panjang seperti gangguan pada sendi dan penglihatan.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Terkini

7 Rekomendasi Makanan yang Menyehatkan Ginjal

Sabtu, 20 April 2024 | 09:05 WIB

10 Jenis Makanan yang Harus Dihindari Saat Migrain

Sabtu, 20 April 2024 | 08:30 WIB
X