Bukan Belatung, Cacing Kremi yang Bisa Hidup di Organ Intim Wanita, Ini Cara Mencegahnya

- Senin, 17 Januari 2022 | 20:36 WIB
Kiri: Ilustrasi wanita hamil cacingan (Freepik/Biancoblue), kanan: ilustrasi cacing kremi. (Youtube/Natural Cures)
Kiri: Ilustrasi wanita hamil cacingan (Freepik/Biancoblue), kanan: ilustrasi cacing kremi. (Youtube/Natural Cures)

Video tentang penampakan belatung di vagina wanita yang viral dalam beberapa hari terakhir diduga kuat tidak benar atau hoaks. Untuk itu, disarankan untuk tidak ikut menyebarkannya lebih luas karena akan menyebabkan dampak yang tidak baik.

Secara medis, belatung juga mustahil dapat hinggap apalagi hidup di vagina perempuan. Belatung hanya mungkin atau dapat hidup pada organ atau jaringan yang sudah mati atau infeksi parah.

Adapun yang dapat hidup atau hinggap di organ yang masih hidup atau segar hanyalah cacing kremi, yang biasanya bersemayam di usus besar manusia.

-
Ilustrasi belatung dan tangkapan video belatung di vagina yang viral. (Tangkapan layar YouTube)

Cacing kremi adalah jenis cacing yang bersifat parasit. Parasit ini memiliki karakteristik fisik yang sekilas terlihat seperti benang dan berwarna putih. Cacing kremi memiliki nama latin Enterobius vermicularis, dan memiliki rata-rata panjang tubuh 5–13 milimeter. 

Pada wanita, cacing kremi yang berkembang biak dapat menyebar dari anus ke vagina, lalu ke rahim, saluran tuba, dan ke sekitar organ panggul. Hal ini bisa menyebabkan peradangan pada vagina (vaginitis), dinding rahim (endometritis), dan saluran tuba (salpingitis), demikian dilansir alodokter.

Infeksi cacing kremi disebabkan oleh cacing Enterobius vermicularis. Cacing ini berukuran sangat kecil, yaitu sekitar 0,6–1,3 cm, terlebih lagi telurnya. Ukuran telur yang sangat kecil inilah yang menyebabkan penularan cacing kremi menjadi sangat mudah.

Infeksi terjadi ketika telur cacing kremi masuk ke dalam tubuh manusia dan menetas di saluran pencernaan. Di dalam saluran pencernaan, cacing akan tumbuh dewasa dan berkembang biak.

Rasa gatal akan memancing pengidap untuk menggaruk atau mengelap anus atau vagina. Saat menggaruk atau mengelap itulah, telur-telur cacing bisa menempel pada ujung jari atau di bawah kuku pengidap.

Cacing kremi bisa saja melakukan perjalanan dari area anus ke vagina hingga rahim, saluran tuba, dan di sekitar organ panggul. Hal ini dapat menyebabkan masalah seperti peradangan pada vagina (vaginitis) dan peradangan pada lapisan dalam rahim (endometritis).

Cara Mengatasi dan Mencegah

Infeksi cacing kremi mudah diatasi jika sudah terdiagnosis. Namun, penanganan yang terlambat dapat menyebabkan infeksi yang parah atau berulang.

Untuk menguji apakah kamu terinfeksi cacing kremi, kamu dapat melakukan tes selotip menempelkan selotip bening di sekitar anus. Tes selotip sebaiknya dilakukan di pagi hari sebelum mandi atau buang air, selama tiga hari berturut-turut.

Guna memastikan ada tidaknya telur cacing kremi, bawa selotip yang telah digunakan tersebut ke dokter untuk diperiksa di bawah mikroskop.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menghentikan penyebaran infeksi cacing kremi. Antara lain, selalu mencuci tangan dengan air dan sabun setelah menggunakan kamar mandi dan sebelum makan, tidak membiarkan kuku tumbuh panjang dan selalu menjaga kebersihan kuku, menghindari kebiasaan mengisap jari dan menggigit kuku, mengganti pakaian setiap hari dan mengganti sprei secara berkala, membiarkan sinar matahari masuk ke dalam rumah, karena sinar matahari dapat membantu membunuh telur cacing kremi di permukaan barang, dan menghindari seks anal saat berhubungan seksual.

Untuk pengobatannya, infeksi cacing kremi dapat diatasi dengan obat cacing. Obat yang dapat diberikan antara lain Pyrantel pamoate, Mebendazole, dan Albendazole.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

10 Dampak Negatif Polusi Udara Terhadap Kesehatan

Selasa, 26 Maret 2024 | 06:20 WIB
X