Pada kebanyakan kasus, gejala jangka panjang COVID-19 dapat bertahan selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan setelah dinyatakan sembuh.
Efek jangka panjang COVID-19 yang disebut sindrom pascacovid atau Long Covid ini, menjangkiti penyintas COVID-19 hingga menyebabkan gangguan fungsi organ tubuh.
Tak hanya pasien dengan gejala berat, penderita COVID-19 dengan gejala sedang bahkan ringan, masih berpotensi mengalami dampak COVID-19 setelah sembuh.
Beberapa hal yang dapat memengaruhi seseorang berisiko terkena efek setelah sembuh dari COVID-19 yaitu memiliki penyakit penyerta (komorbid), mengalami gejala berat, memerlukan bantuan oksigen, usia lanjut, dan obesitas.
Efek Jangka Panjang COVID-19
Sebuah penelitian telah dilakukan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Rumah Sakit Persahabatan pada bulan Desember 2020 hingga Januari 2021.
Berdasarkan penelitian yang melibatkan 463 orang itu, sebanyak 63,5% mengalami gejala yang menetap atau disebut Long COVID-19.
Dari data penelitian tersebut, Indozone merangkum beberapa gejala pasca COVID-19 atau efek jangka panjang COVID-19 setelah sembuh berikut ini:
1. Kelelahan
Kelelahan merupakan efek jangka panjang COVID-19 yang paling sering dialami pasien pascasembuh.
Penderita COVID-19 yang telah sembuh, merasa mudah lelah disertai dengan kehilangan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Gejala kelelahan kronis ini, akan bertahan dalam waktu yang lama, bahkan hingga berbulan-bulan.
2. Nyeri Otot
Nyeri otot juga timbul sebagai gejala dampak COVID-19 setelah sembuh.
Kondisi ini disebabkan oleh virus corona yang merusak serat otot, sehingga mengakibatkan peradangan pada jaringan otot.