Beberapa hari belakangan udara Jakarta sangat buruk, pada Senin pagi (20/6/2022) lembaga data kualitas udara IQ Air menempatkan Jakarta sebagai kota paling berpolusi di Indonesia dengan indeks kualitas udara menduduki angka 193.
Dilansir laman resmi IQ Air di Jakarta, kualitas udara ibu kota masuk kategori tidak sehat karena konsentrasi PM2.5 saat ini 27,4 kali dari nilai pedoman kualitas udara tahunan Badan Kesehatan Dunia (WHO).
PM2.5 mengacu pada materi mikroskopis tertentu dengan diameter 2,5 mikrometer atau kurang, dengan berbagai efek merugikan pada kesehatan manusia dan lingkungan.
Dilansir Antara, berdasarkan analisis BMKG, konsentrasi PM2.5 yang tinggi di Jakarta dipengaruhi oleh berbagai sumber emisi baik yang berasal dari sumber lokal, seperti transportasi dan residensial, maupun dari sumber regional dari kawasan industri dekat dengan Jakarta.
Baca juga: New Delhi Lockdown karena Polusi Udara Memburuk, Sekolah-sekolah Ditutup
Secara global, kualitas udara di Jakarta pagi ini menduduki peringkat terburuk di atas kota Santiago di Chile yang memiliki indeks 175 dan Johannesburg di Afrika Selatan dengan indeks 158.
Kualitas udara buruk berdampak pada kesehatan yang serius. Dilansir dari laman resmi WHO, beberapa dampak dari polusi udara ialah kematian akibat stroke, kanker paru-paru dan penyakit jantung.
Polusi udara dinilai memiliki efek setara dengan merokok tembakau dan jauh lebih tinggi dari efek makan terlalu banyak garam.
Polusi udara sulit untuk dihindari, tak peduli seberapa kaya tempat tinggal kamu. Karena polutan mikroskopis di udara dapat menyelinap melewati pertahanan tubuh kita, menembus jauh ke dalam sistem pernapasan dan peredaran darah kita, merusak paru-paru, jantung, dan otak.
Untuk mengurangi polusi udara kamu bisa mulai dengan diri kamu sendiri. Misalnya saja dengan mulai menggunakan transportasi umum, matikan lampu jika tidak digunakan, kurangi penggunaan kantong plastik, gunakan kipas angin daripada AC dan masih banyak cara lain yang bisa dimulai dari diri sendiri.
