Sebuah studi baru menemukan, banyak anak di Amerika Serikat menggunakan produk kecantikan atau make up yang berpotensi mengandung racun.
Dikutip dari New York Post, para peneliti dari Mailman School of Public Health Universitas Columbia dan organisasi nirlaba Earthjustice menyebut, pemasaran riasan dan cat tubuh anak-anak tidak menjamin keamanan kosmetik tersebut.
Bahan kimia beracun seperti logam berat memiliki kaitan dengan efek buruk kesehatan yang serius, dan sangat berbahaya bagi anak kecil.
Tim gabungan menemukan, dari lebih 200 survei, 79 persen orangtua mengklaim anak-anak mereka yang berusia 12 tahun atau di bawahnya menggunakan produk riasan yang dirancang untuk bermain, seperti lip gloss, cat wajah dan glitter.
Baca juga: Harus Jeli Guys! Ini Ciri Kosmetik Abal-abal, Bahaya Banget Buat Kulit
Studi yang diterbitkan dalam International Journal of Environmental Research and Public Health menunjukkan, sekitar 54 persen anak-anak menggunakan produk tersebut setidaknya sebulan sekali, sementara 12 persen memakainya setiap hari.
20 persen anak-anak yang disurvei menggunakan produk tersebut selama delapan jam atau lebih. Sementara sepertiganya mengaku tidak sengaja memakainya.
"Ada semakin banyak bukti bahan berbahaya yang sering dimasukkan dalam kosmetik dewasa dan CMBP, dan anak-anak lebih rentan secara biologis terhadap efek racun," kata rekan penulis Eleanor Medley.
Studi ini dilakukan ketika Negara Bagian New York memperketat undang-undang seputar bahan kosmetik. Per 1 Juni, pemerintah akan melarang penjualan produk kecantikan yang mengandung merkuri, yang dikenal sebagai neurotoxin, dan sering ditemukan dalam bahan pencerah kulit.
Baca juga: Khawatir Bahayakan Kesehatan, BPOM Diminta Tertibkan Peredaran Kosmetik Ilegal
Merkuri erat dikaitkan dengan sejumlah penyakit serius, seperti kanker tertentu, masalah pernapasan dan ginjal, kehilangan indra tertentu dan parahnya kematian.
"Anak-anak sangat rentan terhadap risiko kesehatan yang merugikan terkait dengan bahan kimia yang sering ditemukan dalam produk riasan dan tubuh," ungkap penulis studi senior dan profesor Columbia, dr. Julie Herbstman.
"Selain paparan melalui kulit, pola perilaku seperti aktivitas tangan ke mulut dapat meningkatkan paparan produk melalui pemakaian yang tidak disengaja," tambah Herbstman.
Herbstman menjelaskan, perawakan anak-anak yang kecil, laju pertumbuhan yang cepat, perkembangan jaringan dan organ serta sistem kekebalan yang belum matang membuat mereka berisiko lebih tinggi terkena racun berbahaya.
