Dokter Himbau Masyarakat Kenali 10 Faktor Risiko dan Tanda Kanker Ovarium Ini!

- Sabtu, 3 Desember 2022 | 21:00 WIB
Ilustrasi kanker ovarium. (FREEPIK/drobotdean)
Ilustrasi kanker ovarium. (FREEPIK/drobotdean)

Kanker ovarium merupakan kanker yang muncul di jaringan ovarium atau indung telur. Ini merupakan jenis kanker ketiga terbanyak yang diderita wanita Indonesia.

Banyak dialami wanita Indonesia, jadi penting untuk mengenali faktor risiko dan tanda kanker ovarium.

Menurut Dokter Spesialis Onkologi, dr. Oni Khonsa, Sp.OG, Subsp. Onk ada enam faktor risiko dan empat gejala yang harus dikenali.

Baca juga: 4 Cara Mengurangi Risiko Terkena Kanker Ovarium, Salah Satunya Melahirkan

"Kebanyakan datang terlambat, angka yang datang lebih awal itu jauh lebih baik dibanding dengan yang telat. Penting untuk tahu tentang 10 faktor risiko dan gejala," ujar dr. Oni, dikutip dari Antara.

Terdapat enam faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang terkena kanker ovarium yakni memiliki riwayat kista endometrium, keturunan keluarga dengan kanker ovarium atau payudara, mutasi genetik, jumlah persalinan rendah, gaya hidup yang buruk dan pertambahan usia.

-
Ilustrasi kanker ovarium. (FREEPIK/serhiibobyk)

Dari keenam faktor tersebut ditambah lagi dengan empat tanda atau gejala seperti perut kembung, nafsu makan berkurang, sering buang air kecil dan nyeri panggul atau perut. Namun, kanker ovarium tidak disertai gejala pada stadium awal.

"Kalau kita sudah punya salah satu dari enam faktor risikonya, terus ditambah ada gejala perut kembung, mungkin diare, harus periksa meskipun tidak semua gejala itu pada akhirnya kanker ovarium," kata dr. Oni.

Menurutnya penting juga untuk mewaspadai setiap tanda dan gejala. Karena kanker ovarium tidak seperti kanker serviks yang dapat terdeteksi melalui pemeriksaan papsmear.

Baca juga: Pernah Idap Kanker Ovarium, Shahnaz Haque Ajak Perempuan Mengenal Gejala dan Penanganannya

Kanker ovarium tidak hanya diderita oleh perempuan yang sudah mengalami menopause. Anak muda pun memiliki peluang yang sama khususnya jika memiliki keluarga dekat dengan riwayat kanker.

dr. Oni mengatakan minimnya informasi dan pengetahuan masyarakat mengenai kanker ovarium sangat memprihatinkan. Padahal jika dideteksi lebih awal, kanker ovarium dapat ditangani dan 94 persen pasiennya dapat hidup lebih dari 5 tahun setelah didiagnosis.

"Di Indonesia itu kalau enggak mau periksa karena takut ketahuan, padahal memang periksaan itu biar ketahuan. Kalau memeriksa sejak awak dampak-dampaknya juga akan rendah," ujar dr. Oni.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X