Apakah Vape Bisa Sebabkan Kanker Paru? Berikut Penjelasannya!

- Rabu, 14 September 2022 | 13:08 WIB
Ilustrasi vape. (REUTERS/Daniel Becerril)
Ilustrasi vape. (REUTERS/Daniel Becerril)

Bagi para milenial dan gen z, rokok elektrik atau vape merupakan salah satu benda yang tidak boleh ketinggalan dibawa ketika sedang nongkrong bersama teman-teman. Vape memang memiliki rasa yang beraneka ragam ketimbang rokok konvensional, sehingga vape sangat disukai oleh banyak orang.

Walau tidak memiliki kandungan nikotin sebanyak rokok konvensional, namun vape tetap dapat menyebabkan masalah pada kesehatan mulai dari batuk hingga potensi kanker paru. Hal ini senada dengan yang dikatakan oleh Medical Underwriter Sequis dr Debora Aloina Ita Tarigan.

Baca Juga: Elon Musk: Instagram Bisa Bikin Orang Jadi Iri dan Minder dengan Orang Lain, Emang Iya?

“Pada vape terdapat kandungan karsinogen dan nikotin yang berpotensi menyebabkan iritasi tenggorokan dan gangguan saluran pernapasan," kata dia melalui siaran pers yang dilansir dari Antara.

Bukan cuma penggunanya saja, asap dari vape juga ternyata berbahaya bagi sekelilingnya terutama anak-anak, mengingat daya tahan tubuh mereka belum sekuat orang dewasa.

-
Ilustrasi vapers. (REUTERS/Mark Blinch)

Menurut Debora, asap atau uap dengan nikotin yang terkandung dalam vape dapat menyebabkan adiksi jangka panjang karena paparan asap rokok konvensional maupun vape, termasuk juga polutan, bahan kimia, atau radiasi dapat menyebabkan radang dan iritasi pada paru.

Peradangan ini dapat berlangsung singkat hingga kronis. Kemudian, jika terjadi iritasi berkepanjangan maka berpotensi merusak organ pernapasan dan memicu penyakit kritis, seperti kanker paru kronis hingga penyakit jantung. Ngeri banget kan, guys?

“Gejala kanker paru biasanya tidak dapat dideteksi cepat dan awam, dibutuhkan serangkaian pemeriksaan fisik maupun laboratorium, seperti pemeriksaan dahak, X-Ray, CT scan paru, biopsi paru dan bronkoskopi untuk menegakkan diagnosis kanker paru," jelas Debora.

Debora menyarankan para perokok dan pengguna vape meninjau kembali kebiasaan mereka dengan mengurangi hingga benar-benar berhenti merokok dan menggunakan vape.

Lebih lanjut, ia juga mendorong masyarakat untuk memulai kebiasaan hidup sehat dengan cara mengonsumsi makanan bergizi seimbang, rutin berolahraga, dan diimbangi dengan istirahat yang cukup.

Masyarakat juga perlu melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk mencegah kanker paru, mulai dari pemeriksaan kesehatan standar hingga rontgen dada atau CT scan paru.

Oh iya, Debora juga menambahkan jika saat ini metode pengobatan penyakit kanker paru bisa dilakukan dengan cara pembedahan atau operasi, target terapi, radioterapi dan kemoterapi.

Pengobatan dengan kemoterapi hanya dapat dilakukan ketika karsinoma sel kecil telah menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga tidak mungkin dilakukan pembedahan.

Terapi ini membutuhkan tindakan medis berbiaya besar, waktu yang panjang, peralatan medis yang lengkap dan canggih mulai dari rawat jalan, rawat inap, dan rawat jalan pascarawat inap.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

10 Dampak Negatif Polusi Udara Terhadap Kesehatan

Selasa, 26 Maret 2024 | 06:20 WIB
X