Belakangan komika Kiky Saputri menjadi perbincangan publik setelah menyinggung soal 'stroke telinga' melalui unggahan akun Twitternya.
Dalam unggahan tersebut ia menyebut mertuanya didiagnosa mengidap stroke telinga oleh dokter di Indonesia namun diagnosa berbeda didapat dari dokter di Singapura.
Spesialis bedah saraf dr Setyo Widi Nugroho menjelaskan, stroke merupakan kondisi kelainan saraf akibat terjadinya penyumbatan aliran darah ke otak.
Baca juga: Viral Stroke Telinga Disinggung Kiky Saputri, Beneran Ada Enggak Sih?
Mengenai 'stroke telinga', ia menjelaskan memang ada aliran darah yang terhubung ke indera pendengaran dan bisa menyebabkan gangguan telinga ketika terjadi penyumbatan, namun kasus tersebut sangat jarang terjadi.
"Secara medis itu enggak ada (stroke telinga) tapi bisa saja mungkin terjadi penyumbatan di saraf yang berhubungan dengan pendengaran. Sehingga menyebabkan gangguan pendengaran atau bahasa awamnya mungkin stroke telinga, " jelas dr Setyo dalam media briefing Eka Hospital di kawasan Jakarta Pusat, Senin (13/3/2023).
Ditegaskan dr Setyo, 'stroke telinga' tidak hanya terjadi pada kelompok lansia namun semua orang memiliki risiko tinggi.
"Pada dasarnya semua orang punya potensi stroke dari bayi sampai orang tua, tapi paling tinggi terjadi stroke itu di usia 60 tahun ke atas angka stroke meningkat," ucapnya.
Lantas, apa yang membedakan stroke telinga dengan penyakit telinga biasa?
Baca juga: Buntut Curhatan Mertua Divonis Stroke Telinga, Kiky Saputri Disentil Dokter
Sementara pada sakit telinga secara umum, menurut dr Setyo terjadi karena beberapa faktor seperti infeksi virus, radang, atau terdapat tumor pada indra pendengaran. Sehingga diperlukan pemeriksaaan secara pasti untuk mengetahui penyebab sakit telinga.
"Tapi biasanya itu ada tanda-tandanya terlebih dahulu (sakit telinga). Kalau di telinga itu paling banyak karena tumor yang mengganggu pendengaran," pungkasnya.
Artikel Menarik Lainnya:
