Ada Peluang Kanker Bisa Sembuh Bila Cepat Terdeteksi, Salah Satunya Kanker Paru

- Selasa, 30 Agustus 2022 | 15:54 WIB
Ilustrasi hasil rontgen. (Pexels)
Ilustrasi hasil rontgen. (Pexels)

Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof.DR. dr Aru Wicaksono Sudoyo, Sp. PD-Khom, Finasim, FACP mengatakan, gejala kanker harusnya bisa terdeteksi lebih cepat agar tak semakin parah.

Menurutnya, gejala kanker paru seringkali tidak nampak pada stadium awal. berdasarkan data saat ini, 60 persen pasien kanker paru datang dalam stadium lanjut.

"Gejala pada kanker paru seringkali tidak nampak pada stadium awal, data saat ini menunjukkan bahwa 60 persen pasien kanker paru datang dalam stadium lanjut," kata Aru di webinar kesehatan, Selasa, dikutip dari Antara, Selasa (30/8/2022).

Kanker paru sendiri memiliki gejala yang serupa dengan penyakit umum lainnya seperti TBC.

Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan tentang faktor risiko, gejala dan perawatan yang tersedia termasuk perawatan inovatif terkini sebagai harapan baru bagi pengobatan kanker paru.

Angka kematian akibat kanker paru kurang dari satu tahun di Indonesia terus meningkat sejak data Globocan 2018, padahal angka kematian akibat kanker paru untuk wilayah Asia secara keseluruhan justru mengalami penurunan sebanyak 3 persen.

Adapun gejala awal kanker paru dapat berupa terus-menerus, netri pada dada, batuk-batuk, suara serak atau sesak napas, berat badan turun drastis tanpa alasan, kehilangan nafsu makan, batuk darah, mudah lelah juga infeksi persisten, seperti bronkitis dan pneumonia.

Kemudian bila sudah berlanjut, seseorang akan merasakan nyeri tulang terutama di bagian punggung atau pinggul, mengalami perubahan neurologis seperti sakit kepala, kelemahan atau mati rasa dari tangan atau kaki, pusing, masalah keseimbangan atau kejang. 
Gejala lanjutan juga berupa penyakit kuning serta pembengkakan kelenjar getah bening.

Perlu diketahui bahwa kanker paru adalah jenis kanker yang kejadiannya paling tinggi pada laki-laki di Indonesia. Sebab, 95 persen kanker paru akibat lingkungan serta gaya hidup, dan kebiasaan merokok.

Bahkan Indonesia menempati posisi nomor satu dalam jumlah perokok laki dewasa di dunia- serta polusi sekitar yang tinggi.

Oleh karena itu, para perokok disarankan untuk berhenti merokok secara total, bukan bertahap, untuk mengurangi risiko terkena kanker.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X