Peneliti Sebut Covid-19 telah Bermutasi Hingga 40 Kali

- Minggu, 29 Maret 2020 | 18:39 WIB
Bentuk virus corona dilihat dari mikroskop (Miami University)
Bentuk virus corona dilihat dari mikroskop (Miami University)

Hasil tes terbaru yang dilakukan oleh ilmuwan mengungkap bahwa virus corona Covid-19 telah bermutasi menjadi 40 jenis. Peneliti berharap dengan mempelajarai ini ,mereka bisa menemukan obat yang tepat.

Mutasi virus corona diteliti oleh  Christian Drosten, kepala Institute of Virology di Charité University Hospital di Berlin. Dia membandingkan dua sampel pasien corona di Italia dan Jerman.

Hasilnya, ada tiga mutasi genetik dibandingkan sampel virus yang berasal dari Wuhan, tempat asal virus corona. Drosten menduga virus corona dari Tiongkok telah bermutasi seiring perjalanan ke negara lain.

Bukti mutasi juga ditemukan oleh peneliti Tiongkok. Mereka menemukan 149 mutasi dalam 103 genom berurutan dari Virus Corona COVID-19.

-
Bentuk virus corona dilihat dari mikroskop (NIAID-RML)

Peneliti di Brazil dan Inggris juga mengatakan sampel dari pasien di Amerika Latin, sedikit berbeda dengan sampel dari Wuhan.

Di Islandia saja, setidaknya ada 40 mutasi virus corona. Namun, mutasi adalah hal yang normal bagi virus, menurut ilmuwan.

"Virus bermutasi secara alami sebagai bagian dari siklus hidup mereka," kata Ewan Harrison, manajer proyek ilmiah untuk COVID-19 Genomics UK Consortium.

Dr Derek Gatherer, spesialis penyakit menular di Universitas Lancaster juga tidak terkejut dengan fakta ini. Dia mengamini semua virus bermutasi, tapi hanya sedikit yang mempunyai konsekuensi medis.

Karena itu, meneliti urutan genom dan susunan genetik virus corona yang bermutasi diharapkan bisa membuat ilmuwan memahami alur penyebaran virus dan menetapka langkah pencegahan dan perawatan.

-
Pasien corona diangkut dengan menggunakan pesawat militer (REUTERS/Christian Hartmann)

"Sangat menarik dengan 40 varian spesifik yang terbagi dalam tiga kelompok yang dapat ditelusuri kembali ke sumber infeksi tertentu," kata Allan Randrup Thomsen, seorang ahli virologi dengan Departemen Imunologi dan Mikrobiologi di Universitas Kopenhagen.

Lalu, apakah mutasi virus corona ini bisa mempengaruhi kekebalan tubuh orang yang pernah terinfeksi? Menurut ahli, jawabannya belum tentu.

Trevor Bedford dari Pusat Penelitian Kanker Fred Hutchinson menyebut bahwa mutasi virus corona hanya memiliki sedikit pengaruh atau bahkan tidak sama sekali terhadap fungsi virus.

"Prediksi saya adalah bahwa kita harus melihat mutasi sesekali ke protein lonjakan SARS-CoV-2 yang memungkinkan virus untuk keluar sebagian dari vaksin atau kekebalan kawanan yang ada, tetapi bahwa proses ini kemungkinan besar akan memakan waktu bertahun-tahun daripada berbulan-bulan," ujarnya.

Jika nantinya vaksin virus corona berhasil ditemukan, ilmuwan menyebut bahwa virus corona akan memerlukan waktu bertahun-tahun untuk bermutasi agar bisa menghambat vaksin tersebut.

Halaman:

Editor: Zega

Terkini

7 Cara Efektif Mengatasi Rasa Ngantuk saat Bekerja

Selasa, 16 April 2024 | 20:43 WIB
X