Sebagian orang memanfaatkan momen puasa Ramadhan untuk menurunkan berat badan. Terkait hal tersebut, binaragawan atau pegiat kebugaran Ade Rai menganjurkan untuk memperhatikan asupan yang dikonsumsi saat sahur.
Ade Rai menekankan pentingnya memperhatikan asupan makanan saat sahur. Misalnya, tidak lupa menambahkan protein, lemak dan serat.
"Kalau saya mungkin pay attention-nya sebenarnya terhadap si sahur. Kalau sahur kita jadikan sebagai sebuah syarat. Misalnya kita ternyata hanya minum kopi atau teh saja. Atau kalau mau makan, kita masukkannya kalau bisa protein, lemak dan serat," kata Ade Rai, dikutip dari Antara.
Agar menurunkan berat badan selama puasa Ramadhan berjalan sukses, dianjurkan untuk tidak mengonsumsi karbohidrat. Tujuannya adalah agar tubuh bisa menggunakan lemak sebagai sumber tengaa saat berpuasa.
Baca juga: Tips Ampuh Menjaga Berat Badan agar Tetap Ideal dan Sehat
Ade menambahkan, bila tidak memasukkan karbohidrat saat sahur, tidak akan terjadi kenaikan insulin.
"Nah kalau seandainya di sahur kita enggak masukin karbohidrat, tidak terjadi kenaikan insulin. Jadi otomatis badan hanya tahunya 'Oh iya. Gula nggak masuk jadi masih pakai lemak sebagai sumber tenaga'," kata Ade.
Sehingga, jika selama sahur hanya mengonsumsi protein, lemak dan serat saja, artinya terakhir makan yaitu pukul 9 malam.
"Berarti kita makan lagi baru jam 7 atau setengah 7 hari berikutnya. Itu artinya kita berpuasa hampir 22 jam," ujar Ade Rai.
Ade kemudian mengatakan bahwa setiap tubuh manusia memiliki kecerdasan tersendiri untuk mencari sumber daya energi lain ketika seseorang tidak makan. Oleh sebab itu, tidak perlu khawatir tubuh akan merasa lemasa jika tak mengonsumsi karbohidrat.
"Justru kadang-kadang ketika kita tidak makan, badan itu punya kecerdasan buat mencari yang namanya alternatif sumber daya energi yang lain. Makanya dia pakai lemak," ungkapnya.
