Ivan Gunawan Rawat Boneka Bayi Layaknya Anak Sendiri, Ini Kata Psikolog Lita Gading

- Minggu, 2 Januari 2022 | 12:15 WIB
Ivan Gunawan bersama boneka yang dianggapnya sebagai anak. (Instagram/ivan_gunawan)
Ivan Gunawan bersama boneka yang dianggapnya sebagai anak. (Instagram/ivan_gunawan)

Pembawa acara sekaligus desainer ternama Indonesia, Ivan Gunawan (Igun) baru-baru ini mengejutkan publik dengan pengakuannya yang memperlakukan dua boneka bayi seperti anak sendiri.

Igun mantap menceritakan kegiatan barunya itu saat diundang Boy William untuk mengisi konten di kanal You Tube-nya.

Igun bahkan diketahui memberikan nama Miracle Putra Gunawan dan Marvelous Putra Gunawan kepada dua bonekanya. Ia juga mengaku sepenuhnya sadar dengan perbuatannya.

"Aku cuma berharap kamu tidak gila," kata Boy memperingatkan.

 "Aku bagi-baik saja. Banyak orang yang bilang, katanya aku stres, halu, (tapi aku) enggak (halu)," tegas Igun.

Lalu bagaimana psikolog melihat perilaku dan kasih sayang Igun kepada bonekanya itu? Apakah hal tersebut wajar?

Seorang psikolog yang kerap membagikan tips edukasi seputar kejiwaan di media sosial, Dr. Lita Gading menanggapi perilaku Igun tersabut. Ia menjelaskan ada tiga kemungkinan  mengapa sang artis bertindak demikian.

“Ada 3 kategori yang saya simpulkan di sini: sensasi, obsesi, dan afeksi. Kita tahu persis dia seorang artis, terus butuh suatu berita yang membuat dia menjadi lebih ter-expose lagi, lagi dan lagi. Ada satu hal yang kalau belum heboh belum wah, jadi ini mungkin trik agar dia eksis dan bertahan di dunia entertain,” kata Lita, seperti yang dikutip Indozone dari akun Tiktoknya, Minggu (2/2/2022).

Lalu Lita menjelaskan kemungkinan kedua yang ternyata berkaitan dengan kondisi kejiwaan Igun.

“Kedua yaitu obsesi biasanya ini berhubungan dengan kejiwaan. Kejiwaan seseorang barangkali ada jiwa feminim tapi ternyata dia maskulin, jadi dia ingin ada sosok anak yang bisa ia sayang, bisa ditimang-timang, bisa diajak berkomunikasi, lalu ada kegiatan dengan anaknya tersebut. Tapi ini kan boneka, jadi  hati-hati,” sambungnya.

Ia melanjutkan, bila Igun dan orang-orang yang mengadopsi boneka menganggap bonekanya sebagai anak maka itu bisa dikategorikan sebagai halusinasi.  

“Jika dia mengakui bahwa boneka ini hidup itu bisa masuk kategori  halusinasi, jika dia meyakini bahwa dia melahirkan atau dia dilahirkan dia hidup, hati-hati itu waham dan apabila ada waham dan halusinasi maka bisa ke skizofrenia,” tambahnya.

Namun Lita menyebut untuk mengetahui kebenaran adanya gangguan secara psikologis atau tidak harus melalui serangkaian tes.

“Tapi itu tidak boleh diungkapkan sebelum melakukan tes kejiwaan yang menyeluruh. Jadi tidak bisa sembarang melabeli orang,” ujarnya.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X