Pandemi COVID-19 Menurun, Kenapa Harus Tetap Rutin Cuci Tangan?

- Senin, 17 Oktober 2022 | 09:31 WIB
Ilustrasi rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir untuk cegah mutasi virus. (Freepik)
Ilustrasi rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir untuk cegah mutasi virus. (Freepik)

Rutin mencuci tangan merupakan salah satu kegiatan yang mudah, namun sering diabaikan masyarakat. Padahal, jika kamu malas mencuci tangan, bisa banyak menimbulkan berbagai penyakit.

Meski kondisi pandemi COVID-19 saat ini mulai berkurang, bukan berarti kita aman dari virus lainnya. Banyak penelitian yang menyarankan, agar masyarakat tetap rajin cuci tangan, demi mencegah mutasi virus lain.

“Masyarakat Indonesia harus tetap melakukan protokol kesehatan, hingga Indonesia dinyatakan bebas dari pandemi, salah satunya adalah dengan mencuci tangan secara rutin," ucap Dokter onkologi Prof. dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD-KHOM, dikutip Antara, Senin (17/10/2022)

Baca Juga: Menurun Dibanding Kemarin, Penambahan Covid-19 RI Hari Ini 1.326 Kasus Baru

Lebih lanjut, pria yang merupakan Kepala Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tersebut mengatakan, rutin cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, diharapkan mampu meminimalisir perkembangan dan mutasi virus yang dinamis.

"Hal ini karena perkembangan dan mutasi virus semakin beragam. Kebiasaan mencuci tangan ini harus tetap dilakukan agar dapat menyelamatkan banyak jiwa," katanya.

Penurunan kebiasaan cuci tangan ini yang menjadi tanda masyarakat harus waspada. Sebab, bukan enggak mungkin virus COVID-19 dan bakteri lainnya masuk ke dalam tubuh.

Baca Juga: Cegah Terkena Cacar Monyet, Pakar Sarankan Sering Cuci Tangan

Bila hal tersebut terjadi, akan ada dampak serius pada kesehatan, terutama anak-anak yang sedang dalam masa keemasannya. Perlu dipahami juga bahwa COVID-19 masih menjangkiti anak-anak.

Di sisi lain, Dokter Spesialis Anak, Kanya Ayu Paramastri menyebutkan, 25 persen atau 1 dari 4 anak bisa mengalami long Covid. Dampaknya, bisa sangat merugikan.

Dikutip dari situs Direktorat Sekolah Dasar Kemendikbudristek, anak yang terjangkit virus, bisa selalu merasakan sakit kepala, nyeri, atau penurunan kapasitas paru-paru, dan lain sebagainya.      

”Hal ini tentu mengkhawatirkan. Tentu saja ini akan berpengaruh pada proses pembelajarannya nanti. Bagaimana agar long Covid tidak terjadi? Hal yang paling pas adalah kita harus mencegah untuk tidak terinfeksi sedari awal dengan protokol kesehatan dan kebiasaan hidup bersih dan sehat,” imbuh Kanya Ayu.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X