Ini Penyebab Kasus Covid-19 di Indonesia Kembali Melonjak

- Selasa, 1 Februari 2022 | 13:55 WIB
Petugas melakukan swab test antigen kepada calon penumpang kereta api di Stasiun Gambir, Jakarta, Minggu (2/1/2022). (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Petugas melakukan swab test antigen kepada calon penumpang kereta api di Stasiun Gambir, Jakarta, Minggu (2/1/2022). (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Belakangan ini kasus konfirmasi harian Covid-19 di Indonesia terus mengalami kenaikan. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjelaskan alasan mengapa kasus harian tersebut mengalami kenaikan belakangan ini.

Juru bicara vaksinasi Covid-19, Siti Nadia Tarmizi menjelaskan bahwa memang benar terjadi kenaikan positivity rate dalam seminggu belakangan ini. Hal ini sejalan dengan langkah pemerintah yang menggenjot upaya testing dan tracing sebagai upaya deteksi dini.

"Positivity rate mingguan kita ada kenaikan sebesar 3,65%. Hal ini selain seiring dengan kenaikan kasus konfirmasi, tapi juga sejalan dengan ditingkatkannya angka testing dan tracing,” ujar Nadia dalam keterangannya, Selasa (1/2/2022).

Dijelaskan Nadia, bahwa untuk mendapatkan data yang komprehensif, sebaiknya data dilihat dalam tujuh hari terakhir, tidak hanya fokus pada data harian saja.

“Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No. 4805 agar kita dapat melihat perkembangannya dalam tujuh hari dan tidak terfokus dengan data harian saja. Hal ini agar kita dapat melihat data secara utuh sehingga dapat memperoleh informasi yang tepat,” jelas Nadia.

Kemudian dia menambahkan apabila kenaikan positivity rate ini menunjukan kemampuan deteksi Indonesia dalam hal testing dan tracing. Per tanggal 30 Januari 2022, jumlah orang yang di tes adalah 5,75 per 1000 penduduk per minggu. Angka ini jauh diatas angka anjuran WHO, yakni 1 per 1000 penduduk per minggu.

“Peningkatan kuota testing dan tracing ini merupakan bentuk dari upaya deteksi dini dalam mencegah perluasan penularan, serta mencegah munculnya klaster sebaran yang baru. Ini juga merupakan usaha untuk mendeteksi lebih awal gejala Covid-19 yang diderita oleh tiap-tiap individu," ucapnya

"Hal ini penting untuk mencegah keterlambatan penanganan kasus mengingat varian Omicron yang memiliki persebaran lebih cepat namun cenderung tidak bergejala,” tambah dia.

Baca juga: Real Madrid hingga Barcelona Bakal Main di Stadion JIS, Catat Tanggalnya!

Kata Nadia, kenaikan angka kasus dalam satu minggu terakhir telah diantisipasi oleh Kementerian Kesehatan dengan menyiapkan kapasitas tempat tidur perawatan Covid-19. Diharapkan hal ini dapat menjawab kekhawatiran masyarakat. 

Secara nasional, total ketersediaan tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) perawatan COVID-19 saat ini berjumlah 78.825 yang dapat tingkatkan sampai dengan kapasitas maksimal 156.847 tempat tidur. Untuk Jakarta sendiri, BOR di 196 rumah sakit rujukan saat ini di 6.496 dari 13.777 kapasitas tempat tidur yang tersedia. 

"Dalam kondisi yang dibutuhkan, BOR di Jakarta dapat dikondisikan hingga mencapai 21.000. Jadi, tidak perlu terlalu khawatir, kapasitasnya masih cukup banyak,” papar dr. Nadia.

Lebih jauh Nadia menyatakan agar angka kasus ini tidak bertambah semakin besar, dr. Nadia meminta agar masyarakat tetap patuh untuk menjalankan protokol kesehatan. 

“Jika tidak bergejala, cukup untuk melakukan isoman di rumah atau isoter, dan manfaatkan layanan telemedicine yang tersedia. Segera lakukan vaksinasi booster, dan tetap disiplin menegakkan protokol kesehatan. Jangan lengah dan tetap selalu waspada,” tutup Nadia.

Halaman:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Terkini

Hindari 4 Makanan ini Saat Kamu Anemia!

Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB
X