Jadi Pembunuh No 2 di Indonesia, Pakar Sebut Kanker Serviks Jenis yang Paling Bisa Diobati

- Kamis, 19 Mei 2022 | 15:30 WIB
Ilustrasi kanker serviks (Freepik/eddows-animator)
Ilustrasi kanker serviks (Freepik/eddows-animator)

Kanker serviks merupakan jenis kanker kedua yang paling banyak diderita perempuan Indonesia. Tumor ganas ini juga merupakan penyebab kematian paling banyak kedua setelah kanker payudara.

Setiap tahun, ada sekitar 14.000 wanita didiagnosis menderita kanker serviks dan lebih dari 7.000 orang meninggal dunia akibat penyakit ini.

Baca juga: Sebelum Meninggal, Mieke Wijaya Mengidap Diabetes yang Berujung Kanker, Kok Bisa?

Hal ini berarti dalam setiap satu jam, terdapat satu orang wanita yang meninggal dunia karena kanker serviks atau kanker mulut rahim, dengan prevalensi dalam lima tahun sekitar 64,9 persen.

Meski begitu, pakar kesehatan menyebut kanker serviks menjadi jenis kanker yang paling bisa diobati. 

“Angka kematiannya tinggi tapi kanker ini jenis yang paling bisa diobati. Jika ditemukan dini dan cepat ditindaklanjuti,” kata dr. Aldrin Neilwan Pancaputra, Sp.Ak, MA dalam kegiatan media briefing Inovasi Deteksi Dini untuk Meningkatkan Cakupan Skrining Kanker Serviks yang diikuti Indozone secara daring, Kamis (19/5/2022).

Lebih lanjut, dr. Aldrin yang juga merupakan Kepala Substansi P2 Penyakit Kanker dan Kelainan Darah itu menyebut jika ditemukan pada stadium awal angka kesembuhan pasien masih cukup tinggi. 

-
dr. Aldrin dalam media briefing Inovasi Deteksi Dini untuk Meningkatkan Cakupan Skrining Kanker Serviks (Dok.pribadi/Zoom meeting)

“Kanker serviks bila ditemukan di stadium awal angka survival rate tinggi. Misal kalau ada 10 orang yang terdeteksi kanker serviks stadium awal, maka 9 orangnya dipastikan masih bisa survive hingga 5 tahun ke depan,” jelasnya. 

Adapun untuk mencegah penyakit ini, dr. Aldrin sangat menyarankan para perempuan untuk melakukan deteksi dini

“Hampir setiap kasus kanker serviks semuanya bisa dicegah. Salah satu caranya dengan deteksi dini, bisa dengan pemeriksaan HPV, IVA, ataupun pap smear,” bebernya.

Dia juga mengungkap bahwa saat ini Indonesia sudah menyusun langkah-langkah strategi penanganan kanker serviks yang dituangkan dalam RAN Kanker 2022-2024.

-
dr. Aldrin dalam media briefing Inovasi Deteksi Dini untuk Meningkatkan Cakupan Skrining Kanker Serviks (Dok.pribadi/Zoom meeting)

“Ada beberapa pilar penanggulangan pertama imunisasi HPV, lalu skrining termasuk deteksi dini, lalu tata laksana penanggulangan komprehensif, promosi kesehatan, perlindungan khusus dan tata laksana khusus. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir dan bisa survive melawan kanker ini,” pungkasnya. 

 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Hindari 4 Makanan ini Saat Kamu Anemia!

Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB
X