Sampai saat ini vaksin masih jadi salah satu cara yang tepat melindungi dari COVID-19. Di Indonesia sendiri sudah memberikan vaksin dosis ketiga atau booster.
Sementara itu, sebagian negara di dunia telah mulai memberikan dosis keempat vaksin COVID-19 demi melindungi warganya dari virus corona, khususnya bagi kelompok rentan.
Namun, perlu dipertanyakan seberapa efektif dosis penguat kedua itu memberikan perlindungan bagi penerimanya?
Dilansir Reuters, sebuah penelitian besar di Israel baru-baru ini menemukan bahwa dosis keempat vaksin Pfizer/BioNTech menurunkan tingkat COVID-19 di antara orang tua, tetapi perlindungan terhadap infeksi tidak akan berlangsung lama.
Para penelitian Israel menunjukkan dalam penelitian mereka yang diterbitkan pada hari Selasa di New England Journal of Medicine, mengatakan perlindungan booster kedua terhadap infeksi berkurang setelah empat minggu.
Baca juga: Salat Tarawih di Istiqlal Bisa Sekalian Vaksin Booster Loh
Sementara itu, perlindungan terhadap penyakit parah tidak berkurang selama enam minggu setelah dosis diberikan. Tapi, studi lebih lanjut diperlukan untuk mengevaluasi perlindungan jangka panjang.
Studi yang dilakukan pada 1,3 juta orang berusia 60 dan lebih tua melihat data dari database Kementerian Kesehatan Israel antara 10 Januari dan 2 Maret, ketika varian Omicron dominan.
Studi ini datang di tengah beberapa negara yang menyarankan untuk segera memberikan vaksin booster kedua.
Pada hari Rabu (6/4/2022) Badan Pengawas Obat dan Makanan AS membahas perlunya penguat tambahan, seminggu setelah Amerika Serikat mengizinkan suntikan penguat kedua untuk orang berusia 50 dan lebih tua di tengah penyebaran sub-varian Omicron BA.2.
Sementara Menteri kesehatan Eropa juga mendesak pemerintah kawasan itu untuk mendukung dosis keempat untuk orang di atas 60 tahun.
Korea Selatan juga mulai memberikan dosis keempat vaksin COVID-19 pada Februari dan Singapura mengatakan dosis booster kedua direncanakan untuk mereka yang berusia 80 tahun ke atas.
