The Most Engaging Media For Millennials and GEN Z

Subvarian Omicron XBB dan BQ.1 Mulai Dominasi Kasus COVID-19 di Indonesia
Ilustrasi penyebaran Covid-19 di Indonesia. (Freepik)
Health

Subvarian Omicron XBB dan BQ.1 Mulai Dominasi Kasus COVID-19 di Indonesia

25 persen dari proporsi kasus.

Rabu, 16 November 2022 18:18 WIB 16 November 2022, 18:18 WIB

INDOZONE.ID - Kasus positif COVID-19 di Indonesia saat ini terus mengalami lonjakan. Bahkan, pada hari ini, Rabu (16/11/2022) siang, angka kasus positif corona di Indonesia mencapai 8.486 orang.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemkes) RI Mohammad Syahril mengemukakan, Subvarian Omicron XBB dan BQ.1 mulai mendominasi kasus COVID-19 di Indonesia.

"Varian baru XBB, BQ.1 sekarang sudah 25 persen dari proporsi kasus. Nanti bisa menggeser varian sebelumnya," ucap Mohammad Syahril saat konferensi pers yang dikutip dari YouTube Kementerian Kesehatan RI, Rabu (16/11/2022).

Baca Juga: Jenis Vaksin COVID-19 yang Aman Bagi Ibu Hamil Sesuai SE Kemenkes

Berdasarkan laporan Kemenkes RI, varian baru tersebut terdeteksi kali pertama di Indonesia pada 25 September 2022 berupa XBB sebanyak 37 kasus, dan BQ.1 sebanyak 50 kasus per 30 September 2022.

Kasus tersebut ditemukan di 10 provinsi di Indonesia. Di antaranya Bali, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Sumatera Utara, dan Riau.

Menurut Syahril, dalam sebulan terakhir, pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit berkisar 10 ribuan orang. Lima persen di antaranya menjalani perawatan intensif, dan sisanya di non-ICU.

"Dari yang dirawat 10 ribuan kasus, 84 persen pasien di antaranya belum booster dan 50 persen belum divaksinasi," tuturnya.

Baca Juga: Masih Jadi Penyumbang Terbanyak, Pemprov DKI Himbau Masyarakat Pakai Masker dan Booster

Jubir yang juga Dirut RSPI Sulianti Saroso ini mengatakan, vaksin COVID-19 merupakan salah satu upaya dalam memberi antibodi agar seseorang punya kekuatan tubuh dari serangan Virus Corona.

"Pesan dari kejadian ini, orang yang masuk rumah sakit dan dirawat, jumlahnya tinggi karena belum booster," kata Syahril.

Melihat angka kematian dalam sebulan terakhir, dari sekitar 1.373 kasus, ada 74 persen belum memperoleh booster dan 50 persen belum divaksin.

"Artinya, dari pasien yang dirawat dan kemudian meninggal, tinggi jumlahnya sekitar 74 persen," ucap Syahril.

Syahril bilang, kajian lainnya dari Kemenkes, hampir 52 persen pasien berusia lanjut yang belum vaksin COVID-19 dan booster, sehingga berisiko tinggi kematian.

"Jangankan usia lanjut, yang belum (vaksin) pun dengan komorbid, segera vaksin untuk lindungi diri," tandasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

TAG
Dina Agustina
Achmad Rafiq
JOIN US
JOIN US