Dalam beberapa hari terakhir, penambahan kasus harian COVID-19 mendekati angka 5 ribu. Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI per Kamis (3/11/2022), penambahan kasus sebesar 4.951, dengan 42 kematian.
Menanggapi temuan tersebut, ahli epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, kasus COVID-19 ini mulai mengkhawatirkan. Hal itu disebabkan terjadinya lonjakan kasus selama beberapa hari ini sejak 31 Oktober.
"Ini situasi yang semakin mengkhawatirkan, karena dengan modal imunitas yang jauh lebih baik dibandingkan ketika Delta atau Omicron, tentu ini harus menjadi kewaspadaan bersama," ucap Dicky dalam pesan suara yang diterima Indozone, Jumat (4/11/2022).
Baca Juga: Dekati 5 Ribu! Kasus COVID-19 Per 3 November Tambah 4.951, Meninggal 42 Orang
Sebagai upaya perlindungan dan pencegahan dari Omicron XBB, masyarakat diimbau untuk segera menerima vaksinasi booster atau dosis ketiga. Hal ini juga berkaitan dengan penekanan jumlah kasus kematian akibat COVID-19.
"Kematian menunjukan, indikasi adanya keparahan dari satu situasi. Kali ini yang kita hadapi adalah XBB. Kemungkinan besar dalam dugaan saya, kasus-kasus ini adalah kasus XBB," tuturnya.
Dicky minta pemerintah, untuk segera mengebut vaksinasi dosis ketiga dalam menghadapi subvarian Omicron XBB . Apalagi, varian ini sudah terdeteksi di Indonesia.
Baca Juga: Kasus COVID-19 di Indonesia Mendekati 5 Ribu, IDI Beberkan Penyebabnya
Enggak hanya itu, pengendalian kegiatan masyarakat dan penerapan protokol kesehatan yang ketat, tetap harus dijalankan di tengah situasi COVID-19 yang kembali meningkat.
"Pemerintah juga harus bisa menjamin perilaku atau upaya kegiatan di masa transisi ini tidak menimbulkan penyebaran. Ini bicara disiplin protokol kesehatan, vaksinasi, pengaturan kapasitas, kombinasi WFH, dan WFO," ujar Dicky.
"Selain itu, kemampuan sarana pelayanan kesehatan dalam deteksi kasus, perlu ditingkatkan. Mengingat, angka kematian tengah meningkat,” lanjutnya.
