Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut, pandemi COVID-19 masih menjadi darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional (Public Health Emergency of International Concern/PHEIC), yaitu tingkat kewaspadaan tertinggi yang dapat dikeluarkan oleh WHO.
Pengumuman tersebut muncul di tengah meningkatkan kasus kematian mingguan, yang dilaporkan di seluruh dunia.
Baca juga: Menkes Budi Bakal Ketemu WHO Bulan Maret 2023, Bakal Bahas Apa?
Setelah pertemuan penilaian triwulanan tentang pandemi COVID-19 pada Jumat (27/1/2023), Komite Darurat Peraturan Kesehatan Internasional (International Health Regulations/IHR), pada Senin (30/1/2023) mengumumkan bahwa COVID-19 masih PHEIC, yang sudah disetujui oleh Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Dalam sebuah pernyataan disebutkan bahwa COVID-19 masih menadi penyakit menular berbahaya, yang bisa menyebabkan kerusakan besar untuk kesehatan.
Meski infeksi atau vaksinasi bisa mengarah ke tingkat kekebalan populasi yang lebih tinggi secara global, tapi ada kemungkinan besar virus ini tetap menjadi patogen, organisme kecil penyebab infeksi.
"Ada kemungkinan besar bahwa virus ini akan tetap menjadi patogen yang terbentuk secara permanen pada manusia dan hewan di masa mendatang," ungkap pihak WHO.
Baca juga: Kasus Meningkat di Indonesia, WHO Sebut Campak Ancaman Global yang Segera Datang
WHO menyerukan tindakan kesehatan masyarakat jangka panjang, yang akan memprioritaskan mitigasi dampak COVID-19 terhadap morbiditas dan mortalitas.
Selain itu, pihak WHO menyarankan agar negara-negara mencapai cakupan vaksinasi 100 persen pada kelompok prioritas tinggi, meningkatkan pelaporan data pengawasan SARS-CoV-2 ke WHO, dan memastikan ketersediaan penanggulangan medis jangka panjang, seperti vaksin COVID-19, diagnostik, dan terapeutik.
