Dear Parents, Ini Pentingnya Terapi pada Anak GPPH

- Jumat, 24 Juli 2020 | 17:31 WIB
Ilustrasi anak GPPH. (freepik/bearfotos)
Ilustrasi anak GPPH. (freepik/bearfotos)

Perilaku attention deficit hyperactivity disord (ADHD) atau gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH) bisa terjadi pada anak-anak. Ini adalah gangguan neurodevelopmental yang memengaruhi 1 dari 11 anak. Bila seorang anak didiagnosis terkena gangguan ini, maka harus menjalani terapi.

Anak GPPH yang tidak mendapatkan terapi, di masa anak-anak memiliki kemungkinan tiga kali lipat mengalami luka berat. Kemudian pada saat remaja bisa jadi mengalami kecelakaan dan kepercayaan diri rendah. Selain itu, ada kemungkinan dua sampai tiga kali lipat menyalahgunakan alkohol, obat-obatan, dan rokok.

Ketika anak tersebut tumbuh dewasa, maka ia sulit mendapatkan pekerjaan. Kalaupun bekerja, penghasilannya rendah. Mereka juga berisiko lebih dari 50% berurusan dengan polisi. 

Dikatakan oleh dr Herbowo Soetomenggolo, SpA (K), mengobati atau terapi pada anak GPPH harus dilakukan secara komperehensif. Sebab tujuan dari pengobatan ini adalah meningkatkan fungsi pada anak. Mulai dari prestasi akademik, perilaku sosial, performa pekerjaan, hingga kepercayaan diri.

"Mengobati GPPH harus komperehensif karena fungsi terapinya berbeda. Terapi yang diberikan adalah perilaku dan obat-obatan," kata dr Herbowo dalam suatu webinar, Jumat (24/7/2020).

Dirinya menjelaskan, apabila anak dengan GPPH tidak mendapatkan terapi, maka kemungkinan kondisinya bisa membaik hanya 25%. Sedangkan bila yang dilakukan cuma intervensi perilaku, perbaikannya hanya 34%. Kemudian intervensi dengan obat mampu memperbaiki hingga 56%. Namun jika dilakukan terapi kombinasi intervensi perilaku dan obat-obatan, maka bisa perbaikan bisa mencapai 68%.

"Masing-masing terapi punya keuntungan sendiri. Namun anak dengan GPPH harus terapi.Jika GPPH tidak diterapi bisa mengakibatkan luka, kecelakaan, prestasi akademik rendah, dan masalah dengan hubungan interaksi," kata dr Herbowo.

Dalam paparannya ia menjelaskan, intervensi perilaku efektif memperbaiki fungsi sehari-hari dan sosial. Terapi yang diberikan mengoreksi perilaku bermasalah melalui pelatihan. Orangtua dan guru disarankan mengikuti pelatihan mengenai cara menghadapi anak GPPH.

Sedangkan terapi obat-obatan efektif mengendalikan gejala GPPH. GPPH merupakan kelainan organik dengen gangguan neurotransmisi otak yang dapat dibantu dengan medikasi.

"Terapi-terapi ini penting sekali," pungkas dr Herbowo.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X