Dampak Kekeringan Ekstrem Bagi Kesehatan

- Selasa, 23 Juli 2019 | 09:54 WIB
Ilustrasi/pixabay.com
Ilustrasi/pixabay.com

Secara astronomis, Indonesia dilalui oleh garis lintang nol derajat atau garis khatulistiwa. Sesuai dengan pembagian iklim di dunia, daerah yang dilalui oleh garis khatulistiwa memiliki iklim tropis atau iklim panas. 

Dengan mempunyai iklim panas atau tropis tersebut, maka pembagian musim di Indonesia hanya terdiri dari dua musim saja, yakni musim hujan dan musim kemarau.

Dua musim di Indonesia ini mempunyai rasio yang sama. Di sela- sela pergantian musim tersebut ada musim khusus yang dinamakan musim pancaroba, yakni masa- masa pergantian musim dari musim kemarau ke musim penghujan dan sebaliknya.

Oleh sebab itu, ada masanya Indonesia mempunyai air yang berlebihan, yakni ketika musim hujan. Dan juga ada masanya Indonesia mempunyai persedian air yang hanya sedikit, yakni musim kemarau. Ketika musim kemarau tiba maka akan menghadapi masa kekeringan.

Kekeringan merupakan salah satu peristiwa yang kerap kali terjadi dan dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Kekeringan digolongkan menjadi salah satu bencana alam yang ada di dunia.

Dalam kasus kekeringan ini, ternyata, di 15 Kabupaten NTT terdapat 851 Desa  yang terdampak kekeringan. Enam diantaranya berstatus siaga darurat.

Lalu pertanyaannya, apa sih dampak kesehatan dari musim kekeringan ekstrem?

1. Akan bermasalah pada paru-paru

Seorang pakar kesehatan dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengatakan, kemarau panjang dapat mengurangi kualitas udara dan membahayakan kesehatan orang dengan kondisi tertentu. Selama musim ini, tanah kering dan kebakaran hutan akan meningkatkan jumlah partikel udara dalam bentuk asap. 

Partikel inilah yang dapat mengiritasi saluran udara dan memperburuk penyakit pernapasan kronis. Misalnya asma dan meningkatkan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)

2. Meningkatkan penyebaran penyakit

Musim kemarau panjang dan kekeringan ekstrem juga bisa meningkatkan risiko penyebaran wabah penyakit, seperti leptospirosis, diare, dan kolera. Peluang kejadian penyakit ini akan meningkat ketika terjadinya kekurangan air untuk sanitasi atau kekeringan, atau saat terjadi banjir. 

Ingat, jangan menyepelekan penyakit seperti kolera. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri yang bernama Vibrio cholerae. Penyakit ini bisa terjadi pada orang dewasa maupun anak-anak. Kolera ini bisa menimbulkan diare parah, sehingga menyebabkan dehidrasi. 

3. Dehidrasi

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

10 Dampak Negatif Polusi Udara Terhadap Kesehatan

Selasa, 26 Maret 2024 | 06:20 WIB
X