Penyakit campak ternyata tidak hanya dialami oleh anak-anak, tapi juga bisa menyerang orang dewasa. Hal itu diungkap oleh Direktur Pengelola Imunisasi, dr Prima Yosephine Berliana Tumiur Hutapea, MKM.
Dr Prima menyebut, penyakit ini bisa menyerang siapa saja yang tidak memiliki kekebalan terhadap campak.
"Campak ini bisa terkena kepada orang dewasa, pokoknya orang yang tidak memiliki kekebalan terhadap campak, ya masih bisa kena campak," ungkap dr Prima, dalam konferensi pers secara daring, seperti dilihat Indozone, Sabtu (21/1/2023).
Baca juga: Kemenkes Ungkap Campak Sangat Menular, Penyebarannya Melalui Droplet
Dia menambahkan, orang dewasa yang belum mendapatkan imunisasi campak tidak memiliki kekebalan. Begitu juga dengan orang yang belum pernah terpapar virus campak.
"Orang dewasa selama kecil waktu dulu belum mendapatkan imunisasi campak, tentu enggak punya kekebalan. Belum pernah terpapar virus campak pun bisa mengakibatkan dia juga tidak memiliki kekebalan terhadap campak, jadi bisa aja dia dapat," bebernya.
Terkait dengan pengobatan, dr Prima menyebut yang diobati dari penyakit campak adalah gejalanya. Misalnya, gejala yang timbul demam, bisa diatasi dengan meminum obat demam.
"Jadi campak ini yang diobati kan gejalanya. Kalau gejalanya demam ya dikasih obat demam, batuk pilek minum obat batuk pilek, istirahat," terang dia.
"Tentu kita sambil mencermati apakah ada penyulit yang terjadi. Itu yang kita khawatirkan dari campak walaupun dia mengenai orang dewasa," sambungnya.
Baca juga: 31 Provinsi Laporkan KLB Campak, Kemenkes: Sudah Ada 3.341 Kasus di 223 Kabupaten-Kota
Kendati begitu, dr Prima mengatakan jika orang dewasa yang terkena penyakit ini tergolong lebih ringan ketimbang anak-anak. Orang dewasa juga bisa mendapatkan imunisasi campak.
"Kalau orang dewasa ingin mendapatkan imunisasi campak bisa saja, tapi memang imunisasi campak bagi orang dewasa ini belum kita masukkan ke dalam program. Sehingga kalau orang dewasa ingin mendapatkan imunisasi campak, maka bisa mendapatkannya secara mandiri, jadi bisa ke fasilitas pelayanan kesehatan atau rumah sakit," imbuhnya.
Langkah selanjutnya yang bisa dilakukan ialah tetap mentaati protokol kesehatan (prokes) dengan memakai masker, mengingat campak bisa ditularkan lewat droplet.
"Kedua tetap prokes lah, jadi karena penularannya (melalui droplet), sekarang kan PPKM dicabut, tapi diimbau untuk tetap memakai masker, ini salah satu cara untuk menekan angka transmisi dari campak," tandasnya.
