Bayi 6 Bulan Meninggal usai Dibawa Motoran Jarak Jauh, Ini Bahayanya Kata Dokter

- Senin, 8 Agustus 2022 | 15:51 WIB
Bayi 6 bulan yang meninggal setelah dibawa motoran. (Twitter) / Ilustrasi - Sejumlah pengendara motor melintas di lajur kendaraan roda empat yang sudah dibatasi dengan 'water barrier' dan 'traffic cone' di Jembatan Suramadu, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (
Bayi 6 bulan yang meninggal setelah dibawa motoran. (Twitter) / Ilustrasi - Sejumlah pengendara motor melintas di lajur kendaraan roda empat yang sudah dibatasi dengan 'water barrier' dan 'traffic cone' di Jembatan Suramadu, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (

Belum lama ini viral cerita seorang bayi 6 bulan yang meninggal dunia setelah dibawa orangtuanya motoran jarak jauh dari Tegal-Surabaya demi menonton pertandingan klub bola kesayangannya.

Bayi tersebut meninggal dunia setelah mengalami batuk berdahak dan sesak nafas. Orang tua bayi sempat membawa sang anak ke rumah sakit, namun nyawanya tak bisa terselamatkan lagi.

Menanggapi kasus bayi meninggal usai dibawa orangtuanya motoran jarak jauh tersebut, Dokter Spesialis Anak, dr Kurniawan Satria Denta, M.Sc, Sp. A mengingatkan bahwa usia bayi adalah usia yang sangat rentan mengalami cedera kepala, leher dan tulang belakang.

"Usia bayi adalah usia yang sangat rentan cedera kepala-leher-tulang belakang. ~30% bobot bayi ada di kepalanya, dengan leher yg belum mampu menopang kepala, secara biomekanik kepala bayi jadi seperti bandul yang bisa berayun tanpa tahanan yg cukup," kata dr Denta, dikutip dari unggahan Twitter-nya, Senin (8/8/2022).

Dia menambahkan, bayi diayun-ayun saja berisiko shaken baby syndrome (sindrom bayi terguncang), apalagi bila dibawa naik motor dan dalam jarak yang cukup jauh.

Risikonya tidak hanya cedera kepala, namun juga trauma multipel atau cedera di beberapa bagian tubuh yang terjadi bersamaan. Misalnya seperti patah rusuk, tungkai hingga perdarahan rongga perut.

Baca juga: Bayi 6 Bulan Meninggal usai Dibawa Orangtuanya Motoran Tegal-Surabaya untuk Nonton Bola

Selain itu, risiko lainnya adalah hipotermia atau kedinginan. Bayi dengan hipotermia berisiko tinggi mengalami gangguan pernapasan, metabolisme bahkan sampai masalah gangguan kesadaran.

Tidak merekomendasikan bawa bayi dengan motor

Meski demikian, bukan berarti bayi tidak boleh bepergian. Hanya saja, sebelum bepergian, pastikan bayi dalam kondisi sehat dan orangtua bisa mengatur durasi, mode, rute dan logistik yang optimal demi kenyamanan dan keamanan bayi.

Dr Denta menambahkan, membawa bayi dengan menggunakan motor sangat tidak direkomendasikan, baik itu jarak dekat maupun jarak jauh.

"Yang jelas satu, bawa bayi naek motor sangat tidak direkomendasikan. Baik rute dekat maupun rute jarak jauh. Sudah jelas juga aturannya bahwa kendaraan roda dua tidak bisa dinaikin lebih dari dua orang," ungkapnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X