Penyakit jantung bukan hanya dialami oleh orang dewasa saja, tapi juga anak-anak. Guna menanganinya, ada pantangan dan anjuran gizi yang perlu diberikan kepada anak dengan Penyakit Jantung Bawaan (PJB).
Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Piprim Basarah Yanuarso mengatakan, anak dengan kondisi kelainan jantung membutuhkan gizi yang tinggi.
Orangtua juga harus memperhatikan pantangan untuk melakukan aktivitas berat.
"Kalau cacat pada jantung yang ringan tidak ada pantangan, namun bila sudah alami kebocoran jantung parah dan gagal jantung sangat tidak dianjurkan untuk berolahraga atau melakukan aktivitas berat yang melelahkan," kata Piprim, seperti dikutip dari ANTARA.
Baca juga: Waspada! Penyakit Jantung Bisa Menyerang Anak-anak, Kenali Tanda dan Gejalanya
Beban fisik yang terlalu berat bisa menjadi pencetus serangan jantung pada anak yang berisiko.
Selain dari segi larangan melakukan aktivitas berat, anak dengan PJB juga perlu diberikan asupan gizi yang baik, seperti makanan tinggi kalori rendah volume.
Lebih lanjut Piprim mengatakan, makanan padat tinggi kalori bisa didapat dari protein dan lemak. Anak yang belum mampu mengonsumsi makanan padat, bisa diberikan susu yang tinggi lemak dan kalori.
"Untuk anak usia 6-8 bulan minimal diberi satu butir telur, usia 9 bulan hingga 1 tahun berikan satu butir telur ditambah satu hati ayam, usia di atas itu dua butir telur," terang dia.
Pada banyak kasus kesehatan anak, termasuk juga PJB, protein hewani menjadi sangat penting dan wajib untuk tercukupi.
Baca juga: Kaya Sumber Protein, Benarkah Telur Baik untuk Turunkan Risiko Penyakit Jantung?
Saat tidak mendapatkan cukup protein, perkembangan bayi dan anak bisa mengalami perlambatan dan berpotensi merusak jantung dan paru-paru.
Selain itu, Piprim menganjurkan deteksi dini PJB pada anak dengan memeriksa irama jantung di dokter spesialis jantung anak.
"Atau kalau sedang melakukan imunisasi, memeriksa anak yang sakit flu di puskesmas, bisa minta dokter untuk mendengarkan irama jantung anak dengan seksama menggunakan stetoskop," tandasnya.