Sosok Rubini, Dokter yang Tercatat Sejarah karena Kedermawanannya Bantu Masyarakat

- Rabu, 3 Agustus 2022 | 15:19 WIB
Dokumen foto Raden Rubini Natawisastra atau dr Rubini bersama keluarga. (ANTARA)
Dokumen foto Raden Rubini Natawisastra atau dr Rubini bersama keluarga. (ANTARA)

Rubini adalah sosok dokter yang tidak asing dalam sejarah pergerakan kebangsaan dan perjuangan Kemerdekaan Indonesia dalam tataran lokal di Kalimantan Barat.

Karena kedermawanannya tersebut, namannya saat ini sedang diusulkan menjadi pahlawan nasional. Dokter bernama lengkap Raden Rubini Natawisastra ini juga termasuk salah satu cendekiawan atau kaum intelektual awal di Kalimantan Barat (Kalbar) sebelum kemerdekaan RI.

Rubini merupakan salah satu dari beberapa dokter lulusan STOVIA (School Tot Opleiding Van Inlandsche Artsen atau Sekolah Kedokteran Bumiputra) dan NIAS atau Nederlands Indische Artsen School (Surabaya), seperti dr Agusjam, dr Ismail, dr Achmad Diponegoro, dr Sunaryo, dr Rehatta, dr Salekan, dan dr Sudarso.

Mereka berkarya lebih dari tugasnya sebagai dokter karena aktif dalam pergerakan kebangsaan melalui Partai Indonesia Raya (Parindra).

Bahkan pada tahun 1939, dr Rubini dan rekannya itu masuk dalam daftar pengurus Parindra Kalimantan Barat.

Khususnya dr Rubini, selain sebagai pemimpin rakyat, dikenal juga sebagai tokoh yang pada era itu berusaha meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan terhadap ibu dan anak.

Mereka berkarya lebih dari tugasnya sebagai dokter karena aktif dalam pergerakan kebangsaan melalui Partai Indonesia Raya (Parindra).

Bahkan pada tahun 1939, dr Rubini dan rekannya itu masuk dalam daftar pengurus Parindra Kalimantan Barat.

Khususnya dr Rubini, selain sebagai pemimpin rakyat, dikenal juga sebagai tokoh yang pada era itu berusaha meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan terhadap ibu dan anak.

Dia ingin menurunkan angka kematian ibu dan anak saat melahirkan yang kerap terjadi di praktik bidan tradisional (dukun beranak).

Oleh sebab itu, selain membuka praktik kedokteran umum di rumahnya di Landraad Weg (kini Jalan Jenderal Urip Pontianak), ia juga membuka praktik kebidanan dengan ditangani bidan bersertifikat.

Rubini juga dikenal sebagai dokter yang rendah hati dan tanpa pamrih. Pasien tidak mampu dapat membayar dengan apapun, seperti hasil bumi, kelapa, dan ayam. Bahkan sering juga digratiskan.

Hal ini juga kerap ia temui dalam misi sebagai dokter keliling. Secara periodik ia mengunjungi desa-desa di luar Pontianak dengan kapal atau perahu agar dapat menjangkau daerah terdalam.

Itulah mengapa nama dr Rubini cukup melekat di hati masyarakat pedesaan di luar Pontianak, yang kini berada di sekitar wilayah Kubu Raya dan Mempawah (dulu Kabupaten Pontianak).

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

10 Dampak Negatif Polusi Udara Terhadap Kesehatan

Selasa, 26 Maret 2024 | 06:20 WIB
X