Penjualan Obat Palsu untuk Virus Corona Semakin Meningkat

- Sabtu, 11 April 2020 | 13:42 WIB
Ilustrasi obat-obatan (Pexels/Anna Shvets)
Ilustrasi obat-obatan (Pexels/Anna Shvets)

Di tengah wabah virus corona saat ini, beberapa orang berusaha mencari keuntungan pribadi, misalnya saja menjual obat-obat palsu.

Munculnya tren obat-obat palsu ini tentu membuat panik kita semua, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga memperingati supaya tidak sembarangan mengonsumsi obat tersebut, karena memiliki efek samping.

Pernette Bourdillion Esteve, yang merupakan tenaga ahli WHO menjelaskan nilai peredaran obat palsu di negara dengan pendapatan masyarakat menengah bisa sekitar Rp 470 triliun. Karena banyak yang mencari obat virus corona, hal ini membuat peredarannya semakin marak.

"Skenario terbaik mengonsumsi obat palsu ini adalah tidak ada efek apa-apa. Tidak bisa menyembuhkan penyakit seperti yang diinginkan," kata Pernette seperti dikutip dari BBC.

Menurut WHO dikatakan obat palsu, karena obat tersebut sudah tercemar beda bahan zat aktif, hingga sudah kedaluwarsa.

"Skenario terburuk obat palsu ini menyebabkan penyakit, kemungkinan karena tercampur zat berbahaya," lanjutnya.

Jenis obat tersebut kerap dipalsukan adalah klorokuin dan hydroxychloroquine. Karena obat malaria dianggap dapat membantu menyembuhkan pasien virus corona, sehingga membuatnya banyak dicari.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Terkini

Hindari 4 Makanan ini Saat Kamu Anemia!

Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB
X