Waspada, Ini 2 Faktor Utama Penyebab Penyakit Ginjal Kronik

- Rabu, 11 Maret 2020 | 15:09 WIB
Ketua Umum PB Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PB PERNEFRI), dr Aida Lydia, PhD., SpPD-KGH
Ketua Umum PB Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PB PERNEFRI), dr Aida Lydia, PhD., SpPD-KGH

Hari Ginjal Sedunia (World Kidney Day) diperingati setiap tanggal 12 Maret. Tahun ini, di Indonesia tema yang dipilih adalah 'Ginjal Sehat untuk Semua Dimana Saja'. Melalui tema tersebut ingin disampaikan agar masyarakat melakukan pencegahan dan deteksi dini penyakit ginjal serta mengupayakan pemerataan akses layanan kesehatan.

Hingga saat ini, penyakit ginjal kronik (PGK) masih menjadi salah satu penyebab utama kematian. PGK yang berlangsung dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan gagal ginjal. Angka kematian pada pasien gagal ginjal meningkat 8-10 kali lipat.

Data global tahun 2019 menunjukkan, satu dari tiga orang memiliki risiko untuk mengalami PGK. Sayangnya, hanya satu dari 10 orang yang mengetahui dirinya memiliki PGK. Sedangkan sembilan orang lainnya tidak menyadari karena PGK muncul tanpa gejala pada awalnya.

"Penyakit ginjal meningkat dari waktu ke waktu, dari angka kematian maupun faktor risiko penyakitnya. Sebenarnya penyakit ginjal bisa dicegah tapi sering pasien datang terlambat karena tidak mengetahui mengalami gangguan fungsi ginjal," ujar dr Aida Lydia, PhD., SpPD-KGH selaku Ketua Umum PB Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PB PERNEFRI) dalam konferensi pers, Rabu (11/3/2020) di Jakarta.

Dalam paparannya dr Aida mengatakan, kebanyakan pasien PGK baru datang ke dokter saat kondisinya sudah parah. Padahal PGK bisa terjadi dan berlangsung cukup lama yakni lebih dari tiga bulan. Di masa itu telah menyebabkan kerusakan ginjal atau gangguan fungsi ginjal. Memang penurunan gangguan fungsi ginjal pada awalnya tidak menimbulkan gejala, keluhan biasanya baru timbul saat fungsi ginjal sudah sangat menurun.

Sementara itu, dua penyebab utama PGK adalah hipertensi 36 persen dan diabetes 28 persen. Penyebab lainnya yakni radang ginjal, batu, autoimun, dan infeksi. Namun yang utama tetap hipertensi dan diabetes. Melihat kedua faktor risiko ini, PGK sebenarnya bisa dicegah melalui deteksi dini. Akan tetapi, bila sudah terlanjur terkena, ada tata laksana medis yang bisa dilakukan agar pasien PGK tetap bisa menjalani hari dengan baik.

"Kalau ada hipertensi dan diabetes, penyakit ginjal kronik bisa dicegah, bisa juga diperlambat. Tapi kalau PGK, benar-benar terjadi, bukan berarti akhir dari segalanya. Ada tiga pilihan pengobatan yaitu hemodialisis, peritoneal dialisis, dan transplantasi ginjal," pungkas dr Aida.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Terkini

Hindari 4 Makanan ini Saat Kamu Anemia!

Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB
X