Waspada! Menjadi Social Smoker Tetap Berbahaya

- Kamis, 21 November 2019 | 15:43 WIB
ilustrasi/unsplash
ilustrasi/unsplash

Kita semua tahu bahwa merokok adalah kebiasaan yang tidak baik karena dapat menimbulkan berbagai penyakit berbahaya. Salah satunya ialah kanker paru-paru.

Meski sudah banyak larangan serta imbauan tentang bahaya rokok, tetap saja sebagian orang mengacuhkan hal tersebut. Terlebih bagi seorang perokok aktif. Lidahnya akan terasa pahit jika tak mengisap sebatang rokok. Biasanya seorang perokok aktif akan menghabiskan banyak batang rokok dalam sehari. Ia tak peduli sedang berada di mana dan dalam kondisi apa, mulutnya akan selalu menghisap rokok.

-
ilustrasi/verywellmind

Namun, nyatanya ada orang-orang yang hanya merokok di waktu-waktu tertentu saja, seperti saat berkumpul dengan teman-temannya yang merupakan perokok aktif. Orang ini disebut sebagai social smoker.

Orang ini akan merokok saat berkumpul bersama teman-temannya dengan alasan agar lebih mudah berbaur. Karena inilah para social smoker mengira bahwa dampak yang ditimbulkan tak akan sebesar perokok aktif. Nyatanya, perkiraan ini salah besar. Para social smoker pun bisa mendapatkan bahaya dari rokok dalam jangka waktu yang panjang.

-
ilustrasi/unsplash

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam American Journal of Health Promotion, menunjukkan bahwa social smoker tetap dapat mendapatkan risiko penyakit berbahaya dari rokok. Meski frekuensi merokoknya tak seperti perokok aktif, tetap saja kemungkinan terkena penyakit ini tinggi.

Penelitian yang dilakukan oleh The Ohio State University ini melibatkan lebih dari 40 ribu partisipan. Para peneliti menemukan fakta bahwa jumlah para social smoker meningkat sebanyak 10 persen. Mereka juga mengatakan bahwa pelaku social smoker adalah pria produktif berusia 21 tahun hingga 40 tahun.

-
ilustrasi/unsplash

Para peneliti yang mengecek kesehatan responden penelitian mengungkapkan bahwa para social smoker memiliki risiko terkena tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi. Sebanyak 75 persen social smoker terindikasi mengalami tekanan darah tinggi. Serta 50 persen lainnya mengalami kolesterol tinggi. Risiko ini bahkan setara dengan orang yang menghisap satu bungkus rokok sehari. 

Studi lain yang diterbitkan dalam jurnal Stroke, yang melibatkan 65.521 orang di Finlandia menemukan bahwa efek samping dari merokok adalah tumbuhnya sel kanker dalam tubuh. Hal ini juga berlaku bagi para social smoker yang merokok sesekali. Kebiasaan ini dapat meningkatkan risiko pendarahan di otak atau Subarachnoid Hemorrhage (SAH), khususnya bagi wanita.

-
ilustrasi/pixabay

Para peneliti menemukan bahwa 492 orang menderita penyakit SAH selama bertahun-tahun. 266 orang di antaranya adalah wanita. Wanita yang merokok lebih dari 20 batang sehari memiliki 3,5 kali kemungkinan untuk terkena penyakit ini. Sedangkan pria memiliki risiko 2,2 kali lebih tinggi.

Sedangkan bagi para social smoker atau yang hanya menghisap 1 sampai 10 batang sehari memiliki risiko 3 kali lebih tinggi terkena SAH, daripada orang yang tidak merokok.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Terkini

Hindari 4 Makanan ini Saat Kamu Anemia!

Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB

Simak Gejala Sifilis yang Penting untuk Diwaspadai!

Minggu, 21 April 2024 | 19:13 WIB
X