Lewat Simulasi, Virus Corona di Indonesia Diperkirakan hingga Juni 2020

- Senin, 27 April 2020 | 19:35 WIB
Ilustrasi sampe virus corona.(freepik)
Ilustrasi sampe virus corona.(freepik)

Pandemi virus corona mengkhawatirkan dunia. Kasusnya terus merangkak naik, dengan 3.012.224 orang terpapar Covid-19, dan 207.860 meninggal dunia. Masyarakat di berbagai negara di dunia berharap mimpi buruk ini segera berakhir.

Selama ada virus corona, kegiatan mereka jadi terbatas dengan kebijakan social distancing atau self isolation sebagai pencegahan. Tak bisa lagi berdekatan antara teman, atau bahkan berkumpul bersama. Lalu, kapan virus corona berakhir?

Peneliti dari berbagai negara berusaha menjawab teka-teki tersrbut. Akhirnya, sebuah simulasi dibuat untuk mengetahui kapan virus corona di Indonesia dan negara-negara lain akan berakhir.

Mengggunakan kecanggihan teknologi artificial intelligence (AI) yang dirancang oleh Data-Driven Innovation Lab milik Singapore University of Technology and Design (SUTD), memperkirakan berakhirnya pandemi virus corona.

-
Simulasi yang memperkirakan berakhirnya pandemi virus corona di Indonesia. (sutd.edu.sg)

Model matematis SIR (susceptible-infected-recovered) digunakan untuk membaca pandemi di 27 negara. Data yang diambil menggunakan analisis statistik berdasarkan data jumlah individu dan populasi yang rentan, positif terinfeksi, dan sembuh. Data juga selalu diperbarui setiap harinya.

Hasilnya, Indonesia ada di posisi 24 dari 27 negara. Dengan kata lain, pandemi virus corona di Indonesia bisa berlangsung lama, diperkirakan baru selesai 6 Juni 2020.

Indonesia masih belum mencapai titik balik untuk membuat pandemi virus corona berakhir. Indonesia diprediksi hanya lebih cepat dari Pakistan (8 Juni 2020), Qatar (26 Juli 2020), dan Bahrain (6 Agustus 2020).

-
Pasien virus corona tengah dibawa tim medis.(REUTERS/Christian Hartmann)

Masih Belum Pasti

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengungkapkan hal serupa, sulit mengetahui kapan pandemi virus corona di Indonesia akan berakhir.  Alasannya, angka kasus atau grafik virus corona (Covid-19) yang terdata saat ini di Indonesia tidak bisa menjadi patokan kapan wabah ini akan berakhir. Begitu juga kapan puncaknya dan penurunan kasusnya.

"Kami sebenarnya berpandangan bahwa data yang sekarang itu tidak cukup untuk betul-betul bisa memprediksi kapan puncak, kemudian kapan menurun," kata Ketua IDI, Daeng M. Faqih dalam sebuah acara talk show di Jakarta.

Sejauh ini data yang terhimpun di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berbeda dengan data di daerah. Bahkan di daerah-daerah masih banyak kasus yang tidak terdata atau teridentifikasi dengan baik.


Artikel Menarik Lainnya:

 

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X