Pakar: Omicron Menyebar Cepat tapi Gejalanya Ringan, Tak Perlu ke Rumah Sakit

- Sabtu, 5 Februari 2022 | 15:55 WIB
Petugas melakukan pemeriksaan COVID-19 pada pasien di IGD di RSUD Depok, Jawa Barat, Jumat (4/2/2022). (ANTARA/Asprilla Dwi Adha)
Petugas melakukan pemeriksaan COVID-19 pada pasien di IGD di RSUD Depok, Jawa Barat, Jumat (4/2/2022). (ANTARA/Asprilla Dwi Adha)

SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 varian Omicron memang menyebar sangat cepat, namun gejalanya cukup ringan sehingga masyarakat tidak perlu ke rumah sakit bila dinyatakan positif COVID-19.

Hal ini disampaikan oleh Epidemiolog Universitas Indonesia dr Pandu Riono, MPH., Ph.D. Menurut dr Pandu, angka kematian akibat varian Omicron ini masih terbilang rendah.

"Masyarakat Indonesia memiliki trauma pada momen gelombang COVID-19 varian Delta yang lalu. Perlu diketahui memang varian Omicron ini penyebarannya cepat, tapi kasus kesakitan maupun kematian akibat varian ini rendah,” tutur dr Pandu, dikutip dari Antara pada Sabtu (5/2/2022).

Dr Pandu menambahkan bahwa karakteristik lonjakan kasus juga dipengaruhi oleh jumlah imunitas penduduk. Menurut Pandu, kondisi saat ini sudah jauh berbeda dengan kondisi di bulan Juli-Agustus 2021 lalu.

Baca juga: Omicron Belum Ganggu Permintaan Perjalanan KAI

Sebagian besar penduduk Indonesia per Kamis (3/2/2022) sudah mendapatkan vaksinasi yang cukup merata. Bahkan, sudah lebih dari 185 juta populasi penduduk di Indonesia mendapat vaksinasi dosis pertama.

Sementara itu, 129 juta lebih penduduk mendapatkan dosis kedua, serta lebih dari 4,7 juta penduduk sudah mendapat dosis ketiga. Artinya, cakupan vaksinasi di Indonesia sudah semakin luas.

Vaksinasi sendiri masih memiliki peran yang besar bagi pencegahan kesakitan dan kematian akibat infeksi virus COVID-19 varian apa saja termasuk Omicron.

Berkaca dari negara-negara lain yang lebih dahulu melewati varian Omicron seperti Afrika Selatan, Inggris, dan India. Tingkat keparahan dan kematian di sejumlah negara tersebut jauh berbeda dengan varian Delt.

Dr Pandu berharap lonjakan kasus di Indonesia akan mengikuti pola di India di mana turun dengan cepat dan tidak banyak berdampak pada pelayanan rumah sakit maupun kematian. Menurut dia, pemerintah kali ini sudah lebih siap dengan lonjakan kasus.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sendiri diketahui sudah menyediakan pelayanan konsultasi kesehatan jarak jauh (telemedisin) secara gratis bagi pasien isolasi mandiri di rumah.

Dr Pandu juga mengingatkan agar masyarakat tidka langsung memutuskan ke rumah sakit ketika hanya memiliki gejala yang ringan atau belum membutuhkan perawatan serius.

Pasien yang seharusnya dirawat di rumah sakit adalah mereka yang berstatus mengalami gejala berat atau yang memiliki komorbid.

"Kecemasan yang berlebihan membuat masyarakat minta dirawat di rumah sakit padahal tidak memenuhi syarat untuk dirawat di rumah sakit. Ini yang seakan-akan membuat tempat tidur di rumah sakit tinggi padahal mayoritas di rumah sakit itu pasien bergejala ringan," tuturnya.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Stop! Inilah 7 Bahaya dari Kebiasaan Menggigit Kuku

Selasa, 16 April 2024 | 09:00 WIB

6 Tips yang Membantu Mempertahankan Kesehatan Mata

Selasa, 16 April 2024 | 07:00 WIB

6 Manfaat Mencuci Tangan untuk Kesehatan

Senin, 15 April 2024 | 16:00 WIB
X