Anak Perempuan Tak Kunjung Menstruasi Sampai Usia 16 Tahun, Orangtua Harus Waspada

- Selasa, 14 Juli 2020 | 12:34 WIB
Ilustrasi sakit perut karena menstruasi. (Pexels/Polina Zimmerman)
Ilustrasi sakit perut karena menstruasi. (Pexels/Polina Zimmerman)

Salah satu tanda remaja perempuan telah memasuki masa pubertas adalah mengalami menstruasi. Normalnya remaja perempuan mengalami menstruasi di usia 12 tahun. Tapi ada pula yang mengalaminya lebih lama.

Menurut dr Kanadi Sumapraja SpOG-KFER, apabila remaja perempuan belum mengalami menstruasi di usia 12 tahun namun payudaranya tumbuh maka bisa ditoleransi sampai usia 16 tahun. Tapi apabila sampai usia 14 tahun remaja tersebut belum menstruasi dan payudaranya belum tumbuh, maka harus segera diperiksakan ke dokter.

Hal yang sama juga berlaku bagi remaja perempuan yang belum menstruasi di atas 16 tahun meskipun payudaranya tumbuh. Dijelaskan oleh dr Kanadi, usia 16 tahun merupakan batas maksimal seorang remaja perempuan untuk mendapatkan menstruasi yang pertama (menarche).

"Apabila hingga lebih dari usia 16 tahun belum juga didapatkan tanda-tanda terjadinya menarche, maka perempuan tersebut mengalami kondisi amenore primer," ujar dr Kanadi kepada Indozone melalui pesan singkat.

Kondisi amenore primer dapat diakibatkan karena adanya kelainan pada alat-alat kelamin perempuan sehingga menyebabkan tidak timbulnya darah menstruasi. Misalnya rahim tidak terbentuk sempurna (disgenesis), terjadi gangguan fungsi dari indung telur untuk menghasilkan hormon yang penting dalam proses menstruasi, atau karena otak gagal menghasilkan hormon yang berperan dalam memerintahkan indung telur untuk menumbuhkan sel telur.

"Kondisi tersebut berpotensi mengganggu kesuburan perempuan," kata dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah itu.

Jika amenore primer diakibatkan oleh kelainan bawaan yang mengakibatkan tidak terbentuknya struktur alat kelamin penting seperti rahim atau liang senggama untuk terjadinya menstruasi, maka umumnya tidak dapat diatasi. Namun apabila penyebabnya gangguan fungsi indung telur atau otak untuk menghasilkan hormon, maka dokter bisa memberikan tata laksana.

"Jika kelainannya melibatkan fungsi indung telur atau otak untuk menghasilkan hormon, maka dapat dilakukan pemberian terapi hormon pengganti dari luar untuk memicu terjadinya menstruasi," pungkas dr Kanadi.

 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X