Dr. Jiemi Ardian, Sp.KJ yang merupakan dokter Spesialis Kedokteran Jiwa lulusan Universitas Sebelas Maret Surakarta, menyarankan orang yang ingin mencoba hipnoterapi bisa diskusi lebih dulu dengan psikolog atau psikiater yang merawat.
"Jika ada yang ingin mencoba hipnoterapi, saran saya bisa mempertimbangkan kebutuhannya dengan berdiskusi pada psikolog atau psikiater terkait yang merawat pasien tersebut," kata Jiemi, yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI).
Baca juga: Tenaga Hipnoterapis Profesional dan Psikolog Klinis Kawal Vaksinasi Inklusif di Gowa
Dilansir dari ANTARA, Jiemie mengatakan jika hipnoterapi dapat digunakan untuk kasus yang berkaitan dengan perilaku seperti berhenti merokok, membantu pengaturan makan atau diet, serta membantu tidur.
Sementara itu, dalam kasus klinis seperti depresi, kecemasan atau trauma, hipnoterapi bisa membantu, tapi ini agak berisiko jika tidak dikerjakan klinisi yang mengenali konteksnya.
"Karena tidak semua hal bisa dijelaskan dengan baik dalam teori sadar bawah sadar yang digunakan oleh hipnosis," ujarnya.
Menurut Jiemi, banyak teori lain yang mungkin perlu dipertimbangkan pada kondisi klinis yang kompleks. Sedangkan pada kondisi bipolar, skizofrenia misalnya, hipnoterapi perlu dikerjakan dengan sangat berhati-hati atau justru dapat memperburuk kondisi pasien.
Baca juga: Heboh Bocah 5 Tahun Takut Makan Nasi hingga Jalani Hipnoterapi, Apa Sih Penyebabnya?
Dia mengingatkan, hipnoterapi dapat membantu selama dilakukan tenaga ahli yang memang mengenali konteks-konteks keterbatasan hipnoterapi, indikasi dan kontraindikasi.
Sementara itu, menurut Cleveland Clinic, hipnoterapi merupakan kondisi konsentrasi dan perhatian yang terfokus yang dipandu ahli hipnotis atau hipnoterapis terlatih dan bersertifikat.
Hal ini untuk memungkinkan seseorang lebih terbuka terhadap saran dan membuat perubahan yang sehat dalam persepsi, sensasi, emosi, ingatan, pikiran, atau perilakunya.
Seorang ahli hipnotis atau hipnoterapis yang terlatih dan bersertifikat, akan memandu pasien ke dalam kondisi fokus dan relaksasi dengan isyarat verbal, pengulangan, dan citra.
Saat seseorang berada di bawah hipnosis, tingkat konsentrasi dan fokus yang intens, maka ini memungkinkan dia untuk mengabaikan gangguan dan lebih terbuka terhadap saran yang dipandu untuk membuat perubahan guna meningkatkan kesehatannya.
