Mental health resilience, mungkin masih agak asing terdengar di kuping kita. Resiliensi artinya adalah daya lenting atau simpelnya, resiliensi diartikan sebagai ketangguhan atau istilah gaulnya "tahan banting".
Resiliensi ini dapat dilatih sejak masa kanak-kanak sehingga ketika dewasa kelak anak menjadi tahan banting saat menghadapi kesulitan hidup dan tidak mudah 'break down'.
Baca Juga: Aquina Detara Akui Self Love Bukan Egois: Mental Health Gak Bisa Dianggap Remeh
Lalu, bagaimana resiliensi bagi orang dewasa dapat dibangun? Nah, memang bagi kanak-kanak akan lebih mudah untuk menerapkan beberapa hal. Namun, bagi orang dewasa akan lebih baik jika mengikuti cara-cara berikut, dilansir melalui Health.
Belajar Menerima
Berlatihlah untuk bisa lebih tenang dalam menghadapi ketidakpastian. Menerima situasi yang di luar kendali diri akan membuat kita menjadi lebih kebal terhadap mental break down.
Baca Juga: Ghina Raihanah dan Sharon Sitania Speak Up Mental Health di #YOURVOICEMATTERS
Menjadi Optimis
Kenali masalah yang dihadapi dan fokuslah kepada solusi. Percaya bahwa diri sendiri mampu melewati kesulitan tersebut meski tanpa bantuan.
Berpikir Positif
Pemikiran negatif terhadap suatu hal cenderung menyebabkan perasaan buruk seperti cemas, sedih, dan marah. Dengan mengubah pikiran negatif menjadi positif, maka kita akan mampu berpikir secara rasional.
Baca Juga: Apa Itu Skizofrenia? Penyakit Mental yang Dikaitkan dengan Penyanyi Aaron Carter
Gunakan Humor
Humor adalah salah satu strategi yang ampuh dan sehat ketika kita menghadapi masalah. Berlatih menggunakan humor di saat yang tepat ketika menghadapi kesulitan akan membantu meringankan pikiran.
Penulis: Jihan Rienita