Waspada, Ini Bahaya Asap Rokok untuk Ibu Hamil dan Janin

- Selasa, 28 April 2020 | 18:58 WIB
Ibu hamil dan asap rokok (ILLCURE)
Ibu hamil dan asap rokok (ILLCURE)

Rokok dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan. Masalah yang mengintai pun bukan hanya pada perokok aktif tetapi juga orang-orang di sekitarnya yang menghirup asap rokok atau perokok pasif.

Kendati demikian, masih banyak orang yang memiliki kebiasaan merokok. Sebab, merokok dapat menurunkan imunitas tubuh sehingga lebih rentan terinfeksi penyakit.

Selain itu, rokok juga bisa menyebabkan penyakit degeneratif seperti hipertensi, diabetes, ginjal, stroke, dan masih banyak lagi. Asap rokok juga berbahaya bagi janin.

Menurut spesialis paru, DR. dr Agus Dwi Susanto, Sp.P (K), FISR, FAPSR, sudah banyak literatur yang mengungkapkan dampak rokok terhadap janin. Kandungan nikotin dan karbon monoksida pada rokok dapat menyebabkan gangguan pembuluh darah ibu hamil.

Pada akhirnya kondisi ini dapat mengakibatkan penyempitan pembuluh darah ke plasenta yang memberikan suplai oksigen dan makanan ke janin.

“Kondisi ini membuat janin cenderung rentan keguguran, kemudian tumbuhnya lebih lambat karena suplai oksigen dan makanan yang terhambat penyempitan pembuluh darah,” kata dr Agus dalam suatu konferensi pers virtual, Selasa (28/4/2020).

-
Ilustrasi ibu hamil asap rokok (Cleveland Clinic)

Dokter yang juga Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia itu mengungkapkan, hasil penelitian ini sudah dibuktikan di luar negeri. Selain itu, pada 2013 para dokter di RSUP Persahabatan juga pernah melakukan penelitian terhadap ibu hamil yang merokok.

Hasil penelitian menemukan bayi yang terlahir dari ibu yang memiliki kebiasaan merokok berat badannya lebih ringan dan panjang badannya cenderung lebih pendek

“Secara statistik berbeda. Tidak bisa dibantah bahwa rokok bisa berdampak pada janin, berat badan menjadi lebih ringan, bayi lebih pendek. Di luar negeri penelitiannya jauh lebih banyak,” kata dr Agus.

Selain itu, para dokter di RSUP Persahabatan juga melihat kadar kontinen pada plasenta atau ari-ari. Ditemukan fakta bahwa kadar kontinen pada plasenta kandungannya lebih tinggi dibandingkan ibu hamil dalam keadaan normal.

“Kadar kontinen tinggi berimplikasi pada vaskularisasi,” tandas dr Agus.

 

Artikel Menarik Lainnya:

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Hindari 4 Makanan ini Saat Kamu Anemia!

Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB
X