Lonjakan kasus COVID-19 di China beberapa hari ini menjadi perhatian dunia. Pasalnya China belum lama mencabut aturan lockdown.
Dilansir Reuters, sebuah laporan mengatakan bahwa banyak tenaga medis yang harus bekerja meski positif COVID-19, hal ini karena banyaknya pasien.
Baca juga: COVID-19 di China Mengamuk, Kematian Diprediksi Melampaui 1 Juta usai Lockdown Dicabut
Sebuah video yang dibagikan akun Twitter @DrEricDing, memperlihatkan ruang di dalam rumah sakit di China penuh dengan pasien. Bahkan ada pasien yang harus berbaring di lantai karena kurangnya tempat tidur di rumah sakit itu.
??THERMONUCLEAR BAD—Hospitals completely overwhelmed in China ever since restrictions dropped. Epidemiologist estimate >60% of ???????? & 10% of Earth’s population likely infected over next 90 days. Deaths likely in the millions—plural. This is just the start—????pic.twitter.com/VAEvF0ALg9
— Eric Feigl-Ding (@DrEricDing) December 19, 2022
"Rumah sakit benar-benar kewalahan di China sejak pembatasan dicabut. Perkiraan ahli epidemiologi >60% dari 10% populasi di China kemungkinan besar terinfeksi selama 90 hari ke depan. Kematian kemungkinan besar mencapai jutaan. Ini baru permulaan," tulis keterang video tersebut, dilihat Indozone Rabu (21/12/2022).
Video tersebut menunjukkan pasien dalam kondisi kesehatan yang buruk, kebanyakan dari mereka menggunakan oksigen.
Baca juga: Omicron BF.7 Picu Lonjakan di China, Indonesia Bakal Perketat Pintu Masuk?
Semua tempat tidur dipasang berdampingan, hampir tidak ada ruang kosong. Tempat tidur pasien satu dengan yang lainnya sangat berdekatan.
China mencabut aturan lockdown pada hari Rabu (7/12/2022). Warga China sangat bahagia saat pemerintah mengumumkan aturan baru tersebut.
Tapi apa yang terjadi sekarang, harus jadi perhatian serius bagi pemerintah China, karena lonjakan telah membuat rumah sakit kewalahan.