Selama ini masih banyak yang menganggap bahwa olahraga yang terlalu keras bisa menyebabkan seseorang mengalami serangan jantung. Anggapan itu pun dibantah oleh dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh darah dr Vito A. Damay, SpJP(K), M.Kes., AIFO-K, FIHA, FICA, FAsCC.
"Orang tuh kadang ada yang bilang gini, ‘Saya takut dok olahraga terlalu keras. Nanti jadi serangan jantung’. Saya bilang memang anda olahraganya apa selama ini?," kata Vito saat jumpa pers virtual bersama Yayasan Jantung Indonesia, Sabtu (20/8/2022).
Menurutnya, sebagian orang berolahraga pagi dan itu pun jarang dilakukan karena mereka takut berolahraga berintesitas lebih karena takut serangan jantung.
Baca juga: Catat! Ini 5 Faktor Risiko Penyakit Jantung yang Sebabkan Kematian Mendadak di Usia Muda
Vito mengatakan, jantung sesungguhnya memiliki kemampuan yang kuat. Namun, yang membuat seseorang mengalami collapse saat bersepeda misalnya, adalah karena mereka tidak menyadari bahwa sebenarnya sudah ada masalah pada jantung mereka sebelumnya.
Ya, penyebabnya bukan karena olahraga yang terlalu keras. Tapi karena sebelumnya jantungnya sudah bermasalah. Orang yang mengalami serangan jantung sendiri biasanya tidak pernah check-up sebelumnya.
Vito menambahkan, bila seseorang melatih kemampuan jantungnya, maka hal tersebut dapat memaksimalkan kinerja jantung. Oleh sebab itu, masyarakat tidak perlu takut untuk berolahraga melatih jantungnya.
“Kalau heart rate-nya kita latih, yang dibilang heart rate jantung yang sehat itu adalah memang 70 persen dari maksimal heart rate itu benefitnya, artinya manfaatnya buat jantung sangat tinggi,” ungkap Vito.
"Boleh nggak sih lebih dari itu? Boleh kalau misalnya anda seorang atlet dan anda seorang yang terlatih. Tapi cara latihannya nggak hari ini beli sepeda, besok jadi anggota klub sepeda terus langsung mau sepedaan sampai 70 km,” sambungnya.
