Bahaya Paparan Asap Rokok Bisa Picu Penyakit Paru Obstruktif Kronis, Kenali Gejalanya

- Kamis, 24 November 2022 | 09:49 WIB
Ilustrasi pasien. (Freepik)
Ilustrasi pasien. (Freepik)

Bahaya paparan asap rokok, knalpot, serta polusi lain termasuk di lingkungan kerja, bisa menimbulkan risiko Penyakit Paru Obstruktif Kronis atau PPOK. Yuk kenali gejala, penyebab, serta cara pemulihannya. 

PPOK, kumpulan penyakit yang menyerang saluran pernapasan jangka panjang, hingga menyebabkan penyempitan di saluran napas. Saat ini, PPOK menduduki peringkat keempat sebagai penyebab kematian di dunia. 

Medical General Manager Kalbe, dr. Dedyanto Henky Saputra, M.Gizi, AIFO-K mengingatkan kamu untuk mengenali gejala awal PPOK. 

"Biasanya batuk disertai produksi lendir yang cenderung produktif. Jika lendir semakin kental, maka penyempitan akan semakin hebat dan dapat mencetuskan sesak napas,” ujarnya dalam Instagram Live @ptkalbefarmatbk. 

Dokter Dedy menambahkan, PPOK penyakit yang bersifat irreversible. Jika saluran pernapasan rusak, sulit untuk kembali seperti pada kondisi normal. 

Ada juga masalah lain yang dihadapi penderita PPOK, yakni gangguan gizi, atau dikenal dengan istilah malnutrisi. Sebab pasien sangat mudah kehilangan nafsu makan dan penurunan asupan makanan, khususnya pada pasien dengan PPOK eksaserbasi akut. 

Baca Juga: Ini Orang-orang yang Berisiko Terkena Kanker Paru, Segera Periksa

"Ini bisa memicu penurunan berat badan drastis. Otot pernapasan melemah karena penurunan asupan makanan dan peningkatan konsumsi energi,” tutur Dokter Dedy. 

Pemenuhan gizi seimbang jadi hal wajib karena berkaitan dengan imunitas pasien dan mempercepat kesembuhan penyakit paru-paru. Sayangnya, hal ini masih diabaikan karena keluarga pasien sering mengalami kesulitan. 

"Dengan status gizi yang baik imun tubuh menjadi kuat dan proses pemulihan juga akan lebih cepat," tambahnya. 

Dokter Dedy menjelaskan, pemenuhan gizi bagi pengidap PPOK harus bersumber dari konsumsi keragaman makanan atau zat gizi, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Namun, bagi pengidap PPOK dengan serangan akut sesak napas, kebutuhan nutrisinya sebaiknya dimodifikasi. 

Baca Juga: Masuk Musim Hujan, Waspadai Penyakit ISPA dan Paru-Paru Basah

“Pada kondisi sesak, terlebih pada pasien yang menggunakan alat bantu pernapasan (ventilator), disarankan untuk mengurangi porsi asupan. Sebab, karbohidrat saat kita makan dan diolah di dalam tubuh, akan menghasilkan atau memproduksi CO2 dan karbon dioksida lebih besar, sehingga dapat semakin memperburuk kondisi sesak napas,” ujarnya. 

Suplemen nutrisi dibutuhkan di sini, dalam bentuk makanan cair untuk pemenuhan gizi kondisi gangguan pernapasan. 

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X