Seorang wanita bernama Katrin Maslenkova harus berjuang melawan vaginismus. Kondisi ini membuat hubungan seks yang dilakukannya terasa menyakitkan, karena terasa seperti ditusuk-tusuk.
Kondisi ini ditandai dengan otot-otot vagina mengencang tanpa sadar. Sehingga saat aktivitas yang melibatkan penetrasi akan terasa menyakitkan.
"Aku mulai membenci saat mengarah pada sentuhan intim (seks penetrasi). Jadi, aku menghindarinya. Bukan hanya seks penetrasi, tatkala kumasukkan tampon, itu juga menyakitkan. Banyak tampon yang sempurna justru berakhir di tempat sampah," cerita Katrin dilansir dari Metro.
Januari 2010 Katrin berkonsultasi dengan dokter, menurutnya mungkin terlalu mudah berhubungan seks. Tapi setelah meneliti gejalanya sendiri, akhirnya Katrin mengetahui soal vaginismus.
Katrin pun menjalani terapi dilatasi, dimana terapi tersebut menggunakan alat dilator untuk mendorong otot-otot rileks sambil memperkuat dasar panggulnya.
Setelah berjuang melawan Vaginismus, pada tahun 2016 Katrin akhirnya sembuh dari kondisi tersebut, kini dia pun tidak merasakan sakit saat berhubungan seks.
Kisahnya ini dituangkannya dalam sebuah buku yang ditulisnya dengan judul Breaking The Cycle Of Pain: Vaginismus. Katrin pun sekarang fokus membantu wanita yang mengalami kondisi yang sama dengannya.
