Studi Ini Ungkapkan Konsumsi Lemak Diet Mungkinkan Sebabkan Penyakit Jantung!

- Minggu, 7 Maret 2021 | 15:44 WIB
Ilustrasi makanan diet lemak tinggi. (photo/Ilustrasi/Pexels/Ryutaro Tsukata)
Ilustrasi makanan diet lemak tinggi. (photo/Ilustrasi/Pexels/Ryutaro Tsukata)

Baru-baru ini, terdapat sebuah studi yang dipimpin tim peneliti dari University of Reading yang menemukan bahwa konsumsi tinggi lemak diet memungkinkan over mengaktifkan protein penyakit jantung destruktif, meningkatkan risiko serangan jantung. 

Pada sebuah makalah yang diterbitkan di Biochemical dan Biophysical Research Communications, peneliti mengamati efek dari memberikan makan tikus diet tinggi lemak pada tingkat stress oksidatif pada sel-sel jantung. Dimana, tim dari University of Reading menemukan bahwa sel-sel tikus mempunyai dua kali lipat jumlah stress oksidatif, dan sebabkan sel-sel jantung menjadi 1,8 lebih besar dikarenakan hipertrofi jantung yang dikaitkan dengan penyakit jantung. Melihat hal itu, penulis pertama dari Univesity of Reading, Dr Sunbal Naureen Bhatti memberikan komentarnya.

"Penelitian kami menunjukkan satu cara di mana diet tinggi lemak dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel otot yang membentuk jantung kita. Tampaknya peralihan terjadi pada sel tingkat ketika tikus diberi makan dengan rezim lemak tinggi yang menyebabkan protein yang biasanya tidak berbahaya, Nox2, menjadi terlalu aktif. Sifat yang tepat tentang bagaimana protein Nox2 menyebabkan kerusakan oksidatif dan memicu hipertrofi destruktif masih diteliti." ungkap Dr Sunbal Naureen Bhatti.

"Kami benar-benar hanya menggaruk permukaan bagaimana protein Nox2 merespons diet , tetapi penelitian kami dengan jelas menunjukkan bahwa diet tinggi lemak berpotensi menyebabkan kerusakan signifikan pada jantung," lanjutnya.

Para peneliti fokus pada protein kunci Nox2 yang diyakini terkait atas peningkatan stres oksidatif di jantung. Studi ini menemukan bahwa tikus yang diberikan lemak tinggi diet memiliki 2 kali jumlah aktivitas Nox2, yang menyebabkan jumlah yang sama dari spesies oksigen reaktif atau ROS. 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

10 Dampak Negatif Polusi Udara Terhadap Kesehatan

Selasa, 26 Maret 2024 | 06:20 WIB
X