Tingkatkan Harapan Hidup Pasien Kanker Limfoma, Apa Sih ADC?

- Kamis, 14 November 2019 | 11:13 WIB
Acara Seminar Media tentang 'Harapan Baru Bagi Pasien Kanker Limfoma Hodgkin', di Raffles Hotel Ciputra World 1, Rabu (13/11). (Dok.Indozone/Astrid)
Acara Seminar Media tentang 'Harapan Baru Bagi Pasien Kanker Limfoma Hodgkin', di Raffles Hotel Ciputra World 1, Rabu (13/11). (Dok.Indozone/Astrid)

Teknologi pengobatan inovatif Antibody Drug Conjugate (ADC) memberikan harapan baru dalam bidang onkologi. ADC dapat meningkatkan harapan hidup pasien kanker Limfoma Hodgkin (kelenjar getah bening) yang mengalami kekambuhan.

Pengobatan ini merupakan salah satu bagian dari manajemen tatalaksana kekambuhan non transplantasi, dalam bentuk targeted therapy, yang menggabungkan monoclonal antibody dan zat sitotoksik. Serta, mampu secara spesifik mengenali dan membunuh sel kanker.

Salah satu survivor Kanker Limfoma Hodgkin yang sudah merasakan langsung manfaat ADC, Intan Khasanah menuturkan, efek yang dirasakannya dari pengobatan yang dilakukan, lebih minim dari pengobatan kemoterapi sebelumnya. 

Ini diungkapkannya, saat berbagi pengalaman sebagai survivor kanker dalam seminar yang digagas Perhimpunan Hematologi dan Transfusi Darah Indonesia (PHTDI), Persatuan Hematologi-Onkologi Medik Ilmu Penyakit Dalam Indonesia (PERHOMPEDIN), Mochtar Riady Comprehensive Cancer Centre (MRCCC) dan PT. Takeda Indonesia.

“Perjalanan penyakit saya berawal tahun 2013, bermula dari sakit demam tinggi dan muncul benjolan kecil di leher awalnya mengira hanya sakit TBC, sehingga kondisi saya semakin memburuk. Benjolan di leher saya semakin membesar dan membuat sesak di dada bahkan membuat saya terasa lemas dan kelelahan ekstrim. Setelah dilakukan pengangkatan benjolan di leher, diagnosa saya akhirnya ditegakkan bahwa saya terkena Kanker Limfoma Hodgkin stadium 4,” ujarnya di Raffles Hotel Ciputra World 1 pada Rabu (13/11).

-
Survivor Kanker Limfoma Hodgkin, Intan Khasanah. (Dok. Indozone/Astrid)

“Setelah diagnosa ditegakkan, saya telah menjalani beberapa pengobatan medis hingga tahun 2019 sebanyak 26 kali kemoterapi, yaitu 6 kali regimen kemoterapi ABVD kemudian diulang kembali karena hasilnya belum maksimal, setelah itu mendapatkan 1 kali regimen kemoterapi DHAP, radiasi dan operasi," sambungnya. 

Lebih lanjut Intan menceritakankan, setelah berbagai tahap pengobatan tersebut, dokter menyatakan penyakitnya masih bisa kambuh sehingga dilakukan pemeriksaan CD30. Hasilnya, limfoma saya positif, sehingga bisa diberikan targeted therapy terkini yaitu dengan menggunakan brentuximab vedotin. 

"Sekarang saya sudah dinyatakan remisi total setelah 9 kali berobat dengan BV. Efek yang dirasakan juga lebih minim dibandingkan dengan obat kemoterapi sebelumnya,” ungkap Intan.

Intan pun memberikan semangat untuk para pejuang kanker, jangan pernah cepat menyerah dengan kondisi penyakit yang dialami.  

"Untuk para pejuang kanker, jika memang diagnosa sudah ditegakkan, jalani saja pengobatannya sembari tetap melakukan aktivitas seperti biasa sesuai kemampuan karena kanker bukan akhir dunia. Justru kanker adalah tanda bahwa kamu spesial dan kuat untuk mampu melawan dan menaklukkannya,” tutupnya.

Artikel Menarik Lainnya

Editor: Administrator

Terkini

7 Cara Efektif Mengatasi Rasa Ngantuk saat Bekerja

Selasa, 16 April 2024 | 20:43 WIB

Stop! Inilah 7 Bahaya dari Kebiasaan Menggigit Kuku

Selasa, 16 April 2024 | 09:00 WIB
X